Abstrak
Perubahandalam sistemorganisasi
danparadigmadalam organisasidan kepemimpinantelahmendorongisukepemimpinandan
komunikasisebagai salah satufaktor penting yang harusdikembangkan.
Kemampuanuntuk melakukanadvokasi, komunikasidan mobilisasiorang menjadisangat
pentinguntuk dikuasai olehpara pemimpin. Banyakmasalah yang terjadidalam
organisasiadalahpenting untukdidekati denganberbagai konsepuntuk
memilikikebijakan dansolusi strategisyang sesuai dengan kebutuhanAndadalam
halorang, tempatdan waktu. Salah satu konseptersebutadalahkonsep
kepemimpinandan
komunikasigaya, konsep-konsep
iniakan dikembangkanmelalui pemahaman tentangkonsep
kepemimpinanvisionerdankontekstualsertakemampuan untuk
membangunkomitmendanmembuat perubahan, untuk mengembangkan
sistemorganisasidenganeskalasidapatdiikuti olehanggota organisasi. Di sisi
lain, penerapankemampuan teknis(hard skill) akan lebihefektif jikadisertai
denganaplikasikemampuannon-teknis (soft skill). Jadi untukaktor utamadalam
sebuah organisasi, adalah penting untukmengembangkan
kemampuanteknis dannon-teknis secara simultan. Iniditujukkankertas padamereka
yangmelaksanakantugassebagai
pemimpinkepemimpinandan komunikasiyang terampilgayasebagai penunjangupaya
peningkatankapasitas individudankinerjaorganisasi, terlepas daribentuk
organisasidan di manaorganisasiberada.Berbagaiunsur pimpinan dangaya
komunikasiakan mengintegrasikankonsep danaplikasi yangbertujuan untuk
membuatkepemimpinan yang efektif(kepemimpinan yang efektif), dankomunikasi yang
efektif(komunikasi yang efektif) melalui perubahanyang berfokus padagaya
komunikasi.
Kata kunci: Kepemimpinan,
komunikasi,gaya kepemimpinan, gaya komunikasi,komunikasi
yang efektif, kepemimpinan yang efektif.
1.
Latar Belakang
Terjadinya
perubahan dalam sistem organisasi serta paradigma dalam organisasi dan kepemimpinan
telah mendorong isu kepemimpinan dan komunikasi sebagai salah
satu faktor yang penting untuk
dikembangkan. Kemampuan untuk
melakukan advokasi, komunikasi dan mobilisasi orang menjadi sangat penting
untuk dikuasai oleh para pemimpin.
Banyaknya
permasalahan dalam organisasi yang terjadi penting untuk didekati dengan
berbagai konsep agar didapatkan kebijakan dan strategi sebagai solusi yang
sesuai dengan kebutuhan dalam kerangka orang, tempat dan waktu. Salah satu
konsep tersebut adalah konsep kepemimpinan dan gaya komunikasi, melalui konsep
ini akan dikembangkan pemahaman mengenai konsep kepemimpinan yang visioner dan
kontekstual serta kemampuan membangun komitmen dan
melakukan perubahan, untuk
mengembangkan sistem organisasi dengan eskalasi yang dapat diikuti oleh anggota
organisasi tersebut. Di sisi lain, aplikasi
2.
Makna dan Tujuan Kepemimpinan Pemimpin adalah Seseorang yang
membantu orang lain untuk memperoleh
hasil-hasil yang diinginkan. Pemimpin bertindak
dengan cara-cara yang memperlancar produktivitas,
moral terpuji, respons yang bersemangat, kerja berkualitas, komitmen yang jelas
dan tegas, efisien dalam bertindak, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan
kesinambungan dalam organisasi.
Kepemimpinan diwujudkan melalui gaya komunikasi
(coomunication style) atau cara melakukan
relasi dengan orang lain yang konsisten. Konsepsi gaya menunjukkan bahwa kita
berurusan dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang nampak menggambarkan suatu
pola yang konsisten. Gaya komunikasi yang dapat digunakan seseorang untuk
membantu orang lainnya mencapai hasil yang diinginkan adalah :
(1)
mengendalikan atau mengarahkan
(2)
memberi tantangan atau rangsangan
(3) menjelaskan kepada atau member
instruksi
(4)
mendorong atau mendukung
(5)
memohon atau membujuk
(6)
melibatkan atau memberdayakan
kemampuan
teknis (hard skills) akan menjadi
lebih efektif jika dibarengi dengan aplikasi kemampuan non teknis (soft skills). Sehingga bagi para pelaku
utama dalam suatu organisasi, penting untuk mengembangkan kemampuan teknis dan
non teknis secara bersamaan.
Tulisan ini
ditujukkan pada mereka yang sedang mengemban tugas sebagai pemimpin yang
membutuhkan ketrampilan kepemimpinan dan gaya komunikasi sebagai pendukung
upaya meningkatan kapasitas individu dan kinerja suatu organisasi, apapun bentuk
organisasi dan dimanapun organisasi
tersebut berada. Berbagai elemen
kepemimpinan dan gaya komunikasi akan mengintegrasikan konsep dan aplikasi yang
betujuan menjadikan kepemimpinan yang efektif (effective leadership), dan komunikasi efektif (effective communication) melalui perubahan yang menitikberatkan
pada gaya komunikasinya.
(7) memberi ganjaran atau hukuman.
Mengendalikan,
misalnya dicapai melalui bahasa dan tindakan yang melarang atau membatasi apa
yang boleh dilakukan orang. Gaya mengendalikan dalam komunikasi dapat dilihat
dari ; intonasi suara, cara berreaksi, penggunaan kata-kata dan frase khas, dan
beberapa sikap serta tindakan yang komplementer, saling berkaitan, dan terpola.
3.
Teori Kepemimpinan
Mc.
Gregor (1967) menentukan dua perangkat
asumsi yang cenderung dipakai oleh para
pemimpin
mengenai orang lain. Kedua jenis
asumsi
ini disebut Teori X dan Teori Y. kedua
teori
ini menggambarkan sikap mental suatu
tipe
ideal sehingga diperoleh gambaran yang
jelas mengenai pemikiran seseorang, yang
mungkin amat cenderung
mempunyai suatu
arah
tertentu.
Teori
X
Asumsi
Teori X secara ringkas sebagai berikut
:
1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa
pekerjaan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan dan berusaha
menghindarinya.
2. Kebanyakan orang
lebih suka diperintah dan seringkali harus dipaksa untuk melakukan pekerjaan
mereka.
3. Kebanyakan orang tidak ambisius,
tidak ingin maju dan tidak menginginkan tanggung jawab.
4. Kebanyakan orang dimotivasi terutama
untuk keinginan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan akan rasa
aman.
5. Kebanyakan orang harus dikendalikan
dengan ketat dan tidak mampu
menyelesaikan masalah dalam
organisasi.
Seorang pemimpin yang berpegang pada
Teori X akan menganggap orang sebagai suatu alat produksi, dimotivasikan oleh
ketakutan akan hukuman atau oleh kebutuhannya akan uang dan rasa aman.
Teori
Y
Asumsi
Teori Y secara ringkas sebagai berikut
:
1. Kebanyakan orang berpendapat bahwa
kerja adalah sesuatu yang alamiah seperti bermain. Bila pekerjaan tidak
menyenangkan, mungkin itu karena cara melakukan pekerjaan tersebut dalam
organisasi.
2. Kebanyakan orang merasa bahwa
pengendalian diri sendiri amat
diperlukan supaya pekerjaan
dilakukan dengan baik.
3. Kebanyakan orang dimotivasi terutama
oleh keinginan mereka untuk
diterima lingkungan, mendapat
pengakuan, dan merasa berprestasi, seperti juga oleh kebutuhan mereka akan uang
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan rasa aman.
4. Kebanyakan orang ingin menerima dan
bahkan menginginkan suatu
tanggung jawab bila mereka
memperoleh bimbingan, pengelolaan dan kepemimpinan yang tepat.
5. Kebanyakan orang mempunyai kemampuan
untuk menyelesaikan
masalah secara kreatif dalam
organisasi.
3
Pemimpin yang mendasari tindakannya
atau gayanya seperti Teori Y beranggapan bahwa pegawai mempunyai kebutuhan yang
beraneka ragam. Mereka percaya bahwa tugas mereka adalah mengatur dan mengelola
sehingga baik organisasi maupun pegawai dapat memenuhi kebutuhannya.
4.
Model Gaya Kepemimpinan dan Gaya
Komunikasi
1.
Teori kisi kepemimpinan (Blake
dan Mouton)
Kisi ini berasal dari hal-hal yang
mendasari perhatian manajer perhatiannya pada tugas atau pada hal-hal yang
telah direncanakan untuk diselesaikan organisasi, dan perhatian kepada
orang-orang dan unsur-unsur organisasi yang mempengaruhi mereka. Kisi ini menggambarkan
bagaimana perhatian pemimpin pada tugas dan pada manusia sehingga menciptakan
gaya pengelolaan dan kepemimpinan.
Kelima
jenis gaya ekstrim yang dikemukakan model kisi disajikan secara singkat sebagai
berikut :
a) Gaya
pengalah (impoverished style). Gaya ini
ditandai oleh kurangnya perhatian terhadap produksi. Bila terjadi konflik,
pemimpin jenis ini tetap netral dan berdiri di luar masalah.
b) Gaya
pemimpin pertengahan (middle-of-the-road style). Gaya ini ditandai oleh perhatian yang seimbang terhadap
produksi dan manusia. Pemimpin dengan gaya ini berusaha untuk jujur tetapi
tegas dan mencari pemecahan yang tidak
memihak dan berusaha untuk
mempertahankan keadaan tetap baik.
c) Gaya
tim (team style). Gaya
ini ditandai oleh perhatian yang
tinggi terhadap tugas dan manusia. Pemimpin tim amat menghargai keputusan yang
logis dan kreatif sebagai hasil dari pengertian dan kesepakatan anggota
organisasi. Bila terjadi konflik, pemimpin tim mencoba
memeriksa alasan-alasan timbulnya
perbedaan dan mencari penyebab utamanya. Pemimpin tim mampu menunjukkan
kebutuhan akan saling mempercayai dan saling menghargai di antara sesama
anggota tim, juga menghargai pekerjaan.
d) Gaya
santai (country club style). Gaya ini ditandai
oleh rendahnya perhatian terhadap tugas dan perhatian yang tinggi terhadap
manusia. Ia menghindari terjadinya konflik, tapi bila ini tidak dapat
dihindari, ia mencoba untuk melunakkan perasaan orang, dan menjaga agar mereka
tetap bekerja sama. Pemimpin ini lebih banyak bersikap menolong daripada memimpin.
e) Gaya
kerja (task style). Gaya
ini ditandai oleh perhatian yang
tinggi terhadap pelaksanaan kerja tetapi amat kurang memperhatikan manusianya.
Bila timbul konflik, pemimpin jenis ini cenderung menghentikannya atau
memenangkan posisinya dengan cara membela diri,
bekerja pada pendiriannya, atau
mengulangi konflik dengan sejumlah argumentasi baru.
Menurut
Blake dan Mouton, gaya tim merupakan gaya kepemimpinan yang paling disukai,
yang berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu yang terbaik bilamana
mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Serta
melibatkan anggota organisasi dalam
pengambilan keputusan, dengan maksud
mempergunakan kemampuan mereka
memperoleh hasil terbaik yang mungkin dicapai.
2. Teori 3D
(Reddin)
Kisi
3D menghasilkan delapan gaya manajer
atau kepemimpinan. Reddin (1967)
menerangkan bahwa keempat gaya yang lebih
efektif tersebut kurang lebih sama
efektifnya. Disamping itu ada saatnya
beberapa tugas manajer memerlukan keempat gaya tersebut sekaligus, sedangkan
tugas lainnya cenderung hanya memerlukan satu atau dua gaya saja secara
konsisten.
5.
Mana yang Lebih Efektif
Eksekutif
Tugas berat, hubungan
kuat, muncul
sebagai motivator yang baik, yang
memperlakukan setiap orang dengan cara tersendiri dan lebih suka melakukan
manajemen tim.
Otokrat
Lunak (Benevolent Autocrat)
4
Tugas berat, hubungan lemah,
tampaknya mengetahui apa yang diinginkannya dan tahu cara memperolehnya tanpa
menimbulkan ketidaksenangan.
Pengembang
(developer)
Tugas ringan, hubungan kuat;
tampaknya mempercayai orang lain secara terselubung dan menaruh perhatian utama
pada pengembangan hubungan yang selaras.
Birokrat
Tugas ringan, hubungan lemah;
tampaknya menaruh perhatian pada aturan-aturan dan prosedur demi kepentingan
emreka sendiri, dank arena ingin menjaga serta mengawasi situasi dengan
menggunakan aturan dan prosedur itu, mereka sering terlihat amat berhati-hati.
Mana
yang Kurang Efektif Pencari
kompromi (Compromiser)
Tugas berat, hubungan kuat, meskipun
hanya satu atau mungkin tidak ada satupun yang sesuai; muncul sebagai pembuat
keputusan yang buruk dan membiarkan tekanan amat mempengaruhinya; tampaknya
lebih suka meminimalkan tekanan dan masalah daripada memaksimalkan produksi
jangka-panjang. Otokrat
Tugas berat, hubungan lemah ketika
perilaku seperti ini tidak sesuai; tampaknya tidak mempunyai kepercayaan kepada
orang lain, hanya tertarik pada tugas-tugas langsung.
Pembawa
Misi (Missionary)
Tugas ringan, hubungan kuat ketika
perilaku seperti ini tidak sesuai; tampaknya lebih tertarik kepada manusia
sebagai pribadi.
Penyendiri
(Deserter)
Tugas ringan, hubungan lemah ketika
perilaku seperti ini tidak sesuai; tampak seperti tidak terlibat dan pasif.
3. Teori Kepemimpinan situasional (Hersey dan Blanchard)
Ada
dua dimensi gaya kepemimpinan: struktur pertimbangan dan pengawalan; kisi yang
dihasilkan juga serupa. Selanjutnya, Hersey dan Blanchard memperkenalkan
variable ketiga yaitu kematangan, yang berfungsi dengan cara yang serupa dengan
dimensi keefektifan yang dikemukakan
Reddin. “Perbedaan di antara gaya
efektif dan tidak efektif seringkali bukan karena perilaku pemimpin yang sesungguhnya, tapi lebih
merupakan masalah kecocokan
antara perilaku
ini dengan situasi yang
dihadapi pada saat tersebut” (Hersey
& Blanch). Faktor yang menentukan efektifitas dijelaskan oleh Hasey dan
Blanchard sebagai “tingkat kesiapan anak-buah”. Kesiapan ini
didefinisikan sebagai kesediaan dan
kemampuan seseorang untuk bertanggung jawab.
Untuk
membuat penilaian yang cepat, ada empat gaya kepemimpinan-situasional yang
dapat dikemukakan:
a) Memberitahu
(telling). Tugas berat, hubungan lemah. Gaya ini ditandai oleh
komunikasi satu-arah. Pemimpin
menentukan peranan anak-buah dan memberitahu apa, dimana, kapan, dan bagaimana
cara mengerjakan berbagai macam tugas.
b) Mempromosikan
(Selling). Tugas berat, hubungan kuat. Gaya ini ditandai oleh
usaha melalui komunikasi dua-arah, meskipun hamper semua pengaturan dilakukan
oleh pemimpin.
c) Berpartisipasi
(Participating). Hubungan kuat, tugas berat.
Gaya ini ditandai oleh pemimpin dan anak-buah yang bersama-sama terlibat dalam
pembuatan keputusan melalui komunikasi dua-arah yang sebenarnya.
d) Mewakilkan
(Delegating). Hubungan lemah, tugas ringan. Gaya ini ditandai
oleh pemimpin yang membiarkan anak-buahnya bertanggung jawab atas
keputusan-keputusan mereka.
4.
Teori empat-sistem (Likert)
Likert
menemukan empat gaya atau system manajerial yang berdasarkan pada suatu
analisis atas delapan variable manajerial, yaitu : (1) kepemimpinan, (2)
motivasi, (3) komunikasi, (4) interaksi, (5) pengambilan keputusan, (6)
penentuan tujuan, (7) pengendalian dan (8) kinerja. Likert membagi gaya
manajerial tersebut sebagai berikut :
a) Penguasa mutlak (exploitive-authoritative)
Gaya ini berdasarkan pada asumsi
Teori X McGregor. Interaksi atasan-
bawahan amat sedikit; semua
5
keputusan berasal dari atas dan
komunikasi ke bawah semata-mata berisi instruksi dan perintah.
b)
Penguasa
semi-mutlak (benevolent authoritative)
Gaya ini pada
dasarnya bersifat
otoritarian, tetapi mendorong
komunikasi ke atas untuk ikut berpendapat maupun mengemukakan keluhan bawahan;
namun interaksi di antara tingkatan-tingkatan dalam organisasi dilakukan
melalui jalur resmi.
c)
Penasihat
(consultative)
Gaya ini melibatkan interaksi yang
cukup sering pada tingkat pribadi sampai tingkat moderat, antara atasan dan
bawahan dalam organisasi.
d)
Pengajak-Serta
(participative)
Gaya ini amat sportif, dengan tujuan
agar organisasi berjalan baik melalui partisipasi nyata pegawai.
5.
Teori Kontinum (Tannembaum dan
Schmidt)
Tannenbaum dan Schmidt (1957)
meneliti pengambilan keputusan sebagai konsep utama dalam kontinum perilaku
kepemimpinan mereka. Ada tujuh butir yang menunjukkan sifat manajer-pemimpin
mulai dari mereka yang mempertahankan tingkat pengendalian ketat sampai mereka
yang melepaskan kendali pada bawahan. Kontinum tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a) Manajer membuat keputusan dan
mengumumkannya
b) Manajer membuat keputusan dan
menawarkannya
c)
Manajermengemukakan
keputusannya dan memberi kesempatan
untuk mempertanyakan
d) Manajer mengemukakan keputusan
sementara, yang masih dapat diubah
e) Manajer menentukan beberapa batasan
dan meminta bawahan untuk membuat keputusan
f) Manajer mengizinkan bawahan membuat
keputusan
Pemimpin
yang paling efektif adalah mereka yang mempunyai gaya yang konsisten, sesuai
dengan tuntutan situasi.
6.
Teori kebergantungan (Fielder)
Menurut teori kebergantungan,
keefektifan pemimpin bergantung pada hubungan-hubungan dalam gaya
kepemimpinannya, juga situasi tertentu yang dihadapinya. Pemimpin ditinjau
sebagai bermotivasi-tugas (task-
motivated) atau bermotivasi-hubungan
(relationship-motivated).
Karakteristik suatu situasi
kepemimpinan yang paling penting adalah: (1) relasi pemimpin-anggota, (2)
struktur tugas dan (3) kekuasaan jabatan pemimpin. Efektivitas pemimpin
ditentukan oleh kesesuaian antara gaya kepemimpinan (tugas atau hubungan)
dengan keharmonisan situasinya. Penelitian pada model kebergantungan
menunjukkan bahwa :
(1) pemimpin bermotivasi-tugas lebih
efektif dalam situasi yang amat harmonis dan dalam situasi yang amat tidak
harmonis, dan (2) pemimpin bermotivasi-hubungan lebih efektif dalam situasi
yang cukup harmonis.
Beberapa alasan yang menyebabkan
gaya kepemimpinan tertentu terlihat lebih efektif dalam beberapa situasi yang
berbeda, dapat diterangkan dengan cara memperhatikan persyaratan terjadinya
situasi yang harmonis maupun yang tidak harmonis. Pemimpin bermotivasi-hubungan
cenderung muncul paling efektif dalam situasi yang cukup harmonis.
6.
GayaKomunikasidanGaya
Kepemimpinan
Dalam
sub bab ini, yang paling menarik perhatian adalah gaya yang dihasilkan dari
pengambilan fokus khusus. Hal ini teruatama karena gaya adalah sesuatu yang
menunjukkan perilaku (berbicara, bertindak) untuk dipergunakan dalam membantu dengan
cara yang khusus.
Pendekatan
Tipe pada Gaya Kepemimpinan Carl Jung
(1923) mengembangkan
sistem tipe karakter berdasarkan dua
sikap dan empat fungsi. Tetapi kedua sifat ini (introversi dan ekstroversi)
tidak berguna lagi menurut Deese. Keempat fungsi tersebut adalah pikiran, perasaan, pengindraan, dan intuisi. Pikiran berkenaan dengan
gagasan. Perasaan adalah fungsi
penilaian. Perabaan adalah fungsi yang berkenaan dengan persepsi atau fungsi
realitas dan mengungkapkan fakta dan informasi konkret mengenai dunia. Intuisi
menyatakan perolehan pengetahuan dan pemahaman sifat esensi dunia melalui
pengalaman mistis dan dari sumber-sumber yang tidak disadari.
6
Myers dan Briggs menerangkan bahwa
teori Jung mengasumsikan bahwa tampaknya banyak perilaku acak yang sebenarnya
amat teratur dan konsisten, yang disebabkan oleh beberapa persamaan dan
perbedaan dasar tertentu dalam cara manusia mengamati dunia dan membuat
penilaian mengenainya. Persepsi merujuk pada cara kita
menyadari benda-benda, mausia, dan
peristiwa-peristiwa. Penilaian meliputi semua cara kita menarik kesimpulan
mengenai apa yang diamati. Ada dua cara mempersepsi yang amat berlainan –
mengamati melalui indra (sensing) dan
mengamati melalui perasaan (intuiting)
– dan ada dua cara penilaian yang amat berlainan – penilaian melalui pikiran (thinking) dan penilaina melalui perasaan
(feeling). Bila orang berbeda secara
sistematis dalam cara mereka mempersepsi, masuk akal untuk mempercayai bahwa
mereka akan menunjukkan tipe gaya pengoperasian yang berlainan pula.
Instrumen Lain yang Berdasarkan pada Gaya Komunikasi
Drake Beam Morin, Inc., Mengembangkan Tes 1-Speak berdasar-kan pada empat tipe
kepribadian Jung yang digunakan untuk menciptakan suatu profil gaya komunikasi
seseorang. Keempat gaya
dalam survei 1-Speak adalah pengintuisi (Intuitor),
pemikir (Thinker), pengindra (Senser), dan perasa (Feeler).
Kolb mendasarkan penelitiannya
tentang “gaya belajar” pada konsep Jung mengenai konsep kepribadian. Dikenali
empat kegiatan pelajar: berpikir, merasakan, memperhatikan, dan melakukan.
Kombinasi setiap kegiatan ini menghasilkan empat gaya belajar: pengumpul (Converger), penyebar (Diverger), Asimilator, dan Akomodator.
Pengumpul relatif tidak emosional dan lebih suka berurusan dengan benda mati
daripada dengan manusia. Penyebar cenderung emosional dan imajinatif serta
tertarik pada manusia. Asimilator unggul dalam pemikiran induktif dan memadukan
pengamatan-
pengamatan yang berlainan menjadi
penjelasan terintegrasi, dan mereka kurang
tertarik pada manusia dan lebih
memperhatikan pada konsep-konsep abstrak. Kekuatan terbesar seorang akomodator
terletak dalam pengerjaan sesuatu, membuat rencana-
rencana, dan melibatkan diri mereka
dalam pengalaman-pengalaman baru.
Harrison
dan Bramson (1982) mengidentifikasi lima gaya yang berasal dari pendekatan pada
pemikiran “beberapa pemikir dan filsuf tertentu: gaya idealis dikaitkan dengan
filosofi, pemerintahan, dan politik; gaya penganalisis mencerminkan dasar-dasar
metode intelektual Barat; gaya realis menunjukkan pemikiran dan kegiatan yang
dikaitkan dengan metode ilmiah; gaya pragmatis dikaitkan dengan pemikiran dan
tindakan nontradisional dan progresif; dan gaya pengsintesis tercermin pada
metode dialektis dan menyajikan suatu gaya integratif.
Pendekatan
Sifat Terhadap Gaya
NREL – Gaya
Kepemimpinan: Suatu Matriks Perilaku (Sayers, 1978) yang
menghasilkan data mengenai empat gaya
yang berbeda:
peningkat (promoting), pengendali (controlling),
penganalisis (analyzing), dan
pendukung (supporting).
MALONE
– Survei Gaya Perilaku: pengatur, pembujuk,
penganalisis, dan pendukung. TRACOM – Profil
Gaya Sosial: analitis, pendorong,
ramah, dan ekspresif, yang tampaknya ekuivalen dengan berpikir (analitis),
merasa (ekspresif), intuisi (ramah), dan pengindraan (pendorong).
PERFORMAX – Sistem Profil Pribadi: empat emosi utama yang cenderung
tempat berhimpun berbagai perilaku; dominasi (dominance), pengaruh (ibfluence),
patuh
(submission),
dan rela (compliance). Dominasi amat
mirip dengan pengatur, pengendali dan pendorong; pengaruh memiliki kesamaan
sifat dengan peningkat, pembujuk, dan ekspresif; kerelaan memiliki sejumlah
sifat pendukung dan ramah; dan kemantapan tampaknya seperti penganalisis dan
bersifat analitis.
Analisis
Transaksional
Eric
Berne (1964) mendalilkan tiga tahap ego: dewasa, orang tua, dan anak-anak
sebagai bagian dari seluruh perilaku setiap
manusia. James R. Noland (1978)
mengembangkan dan menyebarkan suatu instrumen yang disebut Personalysis. Tahap ego dewasa, misalkan menggambarkan gaya manusia
yang lebih disukai sebagai pengatur diri sendiri dan orang lain, dan menyangkut
masalah penerapan, pengaturan, penstrukturan, dan kegiatan perencanaan. Tahap
ego orang
7
tua menggambarkan gaya manusia yang
lebih disukai ketika diatur dan meliputi empat gaya:
otoriter, birokratik, demokratik,
dan pengarahan diri. Tahap ego anak-anak menggambarkan kebutuhan motivasional
manusia dan meliputi kekuasaan, kendali, keluwesan, dan kebebasan.
Wofford, Gerloff, dan Cummins (1977)
menyimpulkan enam gaya dasar komunikasi: Gaya pengendalian, gaya penyamaan (equalitarian), gaya penstrukturan, gaya
dinamik, gaya pelepasan (relinquishing),
dan gaya penarikan (withdrawing)
disebarkan di antara tiga tahap ego: dewasa menggunakan gaya penyamaan dan
dinamik; anak-anak menggunakan gaya pelepasan dan penarikan; orang tua
menggunakan gaya pengendalian dan penstrukturan.
Matriks
Interaksi Hill
Memperoleh empat kategori gaya:
konfrontatif, berspekulasi, tegas, dan kolot. Miller, Nunnally, dan Wackman
(1975) menciptakan empat gaya mereka sendiri:
Gaya I :Hangat, ramah, ceria;
menghidupkan suasana.
Gaya II: Mengatur, membujuk,
memarahi, menuntut; biasanya digunakan bila anda ingin meyakinkan atau
mengendalikan apa yang terjadi.
Gaya III : Mencoba-coba, memperluas,
memperinci, menyelidiki, meneliti; gaya pekulasi yang tujuannya nyaris
menghentikan dunia, bercermin padanya, dan menjelajahinya.
Gaya IV : Menyadari, aktif,
menerima, menutup, memelihara, dan bekerja sama; mengikuti proses yang
menyangkut masalah-masalah secara terbuka dan langsung; suatu gaya
yang committed.
Mengeksekusi Gaya Kepemimpinan dan Gaya Komunikasi.
Keputusan-keputusan
tertentu yang dibuat manusia dapat diduga dari gaya mereka; kemampuan menduga
keputusan seseorang memungkinkan kita untuk memahami bagaimana mereka akan
memberi tanggapan atas berbagai pengarahan, kesempatan, tantangan, dan
perubahan kondisi.
Gaya
pengoperasian adalah pola perilaku seseorang yang konsisten, yang diamati oleh
orang lain bila ada orang yang berusaha membantu orang lainnya untuk mencapai
tujuan. Ada dua perangkat kecenderungan perilaku meliputi kebanyakan gaya: (1)
kecenderungan memprakarsai versus mendukung dan (2) kecenderungan hubungan (relational) versus kecenderungan
bergagasan (national).
Kecenderungan-kecenderungan ini bergabung menjadi matriks empat-sel.
Kecenderungan memprakarsai terungkap bila orang mengambil langkah pertama untuk
memulai sesuatu, dan menunjukkan usaha dan
arah untuk melakukan tindakan;
Kecenderungan mendukung terungkap bila orang memberi dukungan, bertahan tanpa
gagal atau menghasilkan sesuatu, dan membantu orang lain untuk melanjutkan
kegiatan mereka. Pemikiran hubungan terpusat pada hubungan emosional diantara
manusia. Pemikiran gagasan terpusat pada gagasan-gagasan, objek, dan
konsep-konsep abstrak. Kombinasi kecenderungan memprakarsai dengan pemikiran
relasional menghasilkan suatu gaya pedagang (dealer), sedangkan kombinasi kecenderungan mendukung dan pemikiran
bergagasan menghasilkan gaya pemilik (holder).
Kombinasi kecenderungan memprakarsai dan pemikiran bergagasan menghasilkan gaya
penggerak (mover), kombinasi
kecenderungan mendukung dengan pemikiran relasional menghasilakn gaya pemberi (giver).
Sebagai
contoh Para pedagang amat diplomatik, santai secara sosial, pandai
menggambarkan (imajinatif), dan bersahabat. Pemilik adalah penyelesai masalah
dan ingin memperoleh semua data sebelum mengambil keputusan. Penggerak adalah
pribadi yang berorientasi-hasil; mereka suka melakuakn sesuatu menurut cara
mereka sendiri. Pemberi menghargai hubungan antarpesona.
Bagaimana
Menjelaskan Gaya Pengoperasian
Perangkat
bahasa yang digunakan secara luas untuk mengungkapkan makna pengalaman disebut kiasan (metaphor). Kiasan memberi makna pada suatu situasi dengan
membandingkannya dengan hal lainnya, dengan berbicara tentang situasi pertama
seakan-akan itu adalah situasi kedua. Kiasan mempengaruhi cara berpikir kita,
dan membantu kita berpikir dengan membuang beberapa karakteristik tertentu
secara ringkas
8
dan mengubahnya dari sesuatu menjadi
yang lainnya tanpa menyebutkan karakteristik-karakteristik tersebut satu per
satu, sehingga menghasilkan suatu keseluruhan yang padat dan bertalian secara
logis. Kiasan cenderung melekat dalam ingatan karena selain ungkapannya
ringkas, juga seringkali baru dan gamblang. gaya pengoperasian adalah ukuran
holistik kecenderungan seseorang bersikap sesuai dengan cara yang kurang lebih
menjadi kebiasaannya.
Gaya Kepemimpinan yang Paling
Efektif Logika gaya
kepemimpinan terbaik-
tunggal (one-best leadership style) versus gaya kepemimpinan
terbaik-bersyarat (conditional-best
leadership style) berdasarkan pada asumsi tentang sifat pengaruh. Dari sudut pandang gaya terbaik-tunggal,
dikemukakan bahwa
orientasi dan keahlian orang yang
mempengaruhi menghasilkan perbedaan. Gaya kepemimpinan terbaik-bersyarat adalah
gaya kepemimpinan yang menggunakan kombinasi perilaku komunikatif yang berbeda
ketika menanggapi keadaan sekelilingnya; dalam
keadaan tersebut pemimpin berusaha
membantu yang lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
7.
Kesimpulan :
Mengapa
perlu memahami kepemimpinan dan gaya komunikasi di dalam
sebuah organisasi. Pemahaman gaya
komunikasi yang kuat akan menjadi pedoman yang kokoh bagi tiap-tiap anggota
organisasi karena dengan adanya suatu dasar yang kuat akan membangun motivasi
di setiap anggota untuk memberikan yang terbaik bagi
organisasinya. Sama halnya dengan
perusahaan sebagai organisasi yang memiliki hirarki (tingkatan), sangat
diperlukan adanya pemahaman tersendiri tentang komunikasi.
Pada
organisasi, komunikasi berlaku kompleks, yakni tidak terbatas pada proses
penyampaian pesan saja tetapi juga merujuk pada usaha yang sistematis,
persuasif, dan membentuk pola komunikasi dan disesuaikan pada pesan yang telah
disusun oleh pimpinan, inilah yang disebut sebagai gaya komunikasi.
Gaya
komunikasi seorang pemimpin bisa menentukan pola dan bentuk komunikasi dari
organisasi tersebut. Hal ini terjadi karena pemimpin tersebut memiliki wewenang
tersendiri. Biasanya gaya komunikasi
pimpinan mengadopsi dari pengalaman
sebelumnya ketika ia memimpin di
tempat lain ataupun memiliki usaha dalam bidang lain dan dikombinasikan dengan
kepribadian dari pemimpin tersebut. Inilah yang menentukan
gaya komunikasi pemimpin. Seorang
pemimpin harus mampu untuk menempatkan posisi komunikasi yang ia terapkan
dengan sifat yang terbuka dan tidak ada yang disembunyikan atau ditutupi
terkait perihal kerja dan perihal organisasi, guna kepentingan dan kemajuan
bersama, meskipun komunikasi terbuka belum tentu memberikan jaminan yang
terbaik untuk organisasi.
Pemimpin
juga harus bisa melihat, memahami, dan menindaklanjuti situasi kondisi yang
dihadapi organisasi di lingkungan kerja. Dengan demikian, apabila seorang
pemimpin melakukan hal tersebut, komunikasi yang terbuka pada semua pihak, maka
harmonisasi kerja diharapkan meningkat dan terjaga. Hal ini terjadi karena
dengan adanya komunikasi yang terbuka, anggota organisasi (karyawan) akan
mendapatkan informasi yang lengkap dalam melaksanakan pekerjaan sehingga akan
berpengaruh pada
peningkatan produktivitas anggota dan
membuahkan harmonisasi kinerja di
lingkungan organisasinya.
Daftar Pustaka
Davis, W.John,
Newstrom, Keith. 1985 Organizational Behavior. Human Behavior at Work.:Tata
Mcgraw-Hill Publishing Company Limited. Seventh Edition. New Delhi
Effendy,
Onong Uchjana.1993. Ilmu, Teori & Filsafat KomunikasiPT. Citra Aditya
Bakti. . Bandung.
Flippo, E. B.1995 Manajemen Personalia.
Erlangga. Jakarta.
Gibson & Hodgetts.1991. Organizational
Communication. A Managerial
Perspective. NJ: Harper Collins.
Handoko,
T. Hani, Reksohadiprodjo, Sukanto.1997 Organisasi Perusahaan. Teori, Struktur
dan Perilaku. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan ,
Malayu S. P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Heidjrachman,
Ranupandjojo, Husnan, Suad. 2002. Manajemen Personalia. BPFE. Yogyakarta
9
Jerris, 1999. Kepemimpinan dan
Organisasi.(Terj.T.Hermaya).
.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta:
Kartono, Kartini. 2008. Pemimpin dan
Kepemimpinan. Rajawali Pers.
Jakarta.
Keyton, Joann, 2005. Communication and
Organizational Culture A Key to Understanding Work Experiences.
Thousand Oaks, CA: Sage
Publications.
Manz, C. C
and Henry P. S Jr. 2001. The New Super Leadership. Leading Others to Lead
Themselves, Berrett-Koehler Publishers, Inc., San Francisco.
Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi
Organisasi. Remaja Rosdakarya.
Bandung:
Nawawi, El-
Moh, Horlesberger, Marianne, M. Khalil, Tarek. 2007. Challanges in the
Management of New Technologies. World Scientific.
R..Wayne Pace dan Don F. Faules,
2006.,
Komunikasi
Organisasi, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Robbins,
P. Stephen, Judge, A. Timothy. 2008.
Perilaku organisasi 2 (ed.12) HVS.
Salemba Empat. Jakarta.
Rivai,
Veithzal Zainal 2006.. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Soekanto, Soerjono. 1987 Manajemen &
Kepemimpinan. Rajawali Pers..
Jakarta:
Stoner,
James A.F dan R. Edward Freeman. 1989. Management, Prentice-Hall of India.
Tubbs,
Moss,Sylvia L.Stewart. 2008. Human
Communication. Terj. Deddy
Mulyana. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Website
:
http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:
8FcbXhuO27oJ:d.yimg.com/kq/groups
/21514813/2021316436/name/kepemi mpinan.ppt+elemen+g
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.