Maret 28, 2020

Emphaty Ide Bisnis

Nama: Febe Putrianne
NIM: 41819010057

Nama Usaha: JASTIP BY FE.
Jenis Usaha: Jasa Titip

Terbuka lebarnya jendela dunia melalui kemajuan teknologi membuat arus informasi mengalir deras masuk ke masyarakat Indonesia. Kini, banyak orang dari kalangan menengah tak asing lagi dengan berbagai produk-produk keluaran luar negeri. Pakaian, skincare, dan teknologi apik dari berbagai negeri di belahan lain dunia sudah mereka kenali bahkan sebelum barang-barang tersebut tersedia di Indonesia.
Banyak orang berkeyakinan barang-barang impor memiliki performa dan tampilan yang bagus. Tak sedikit dari mereka yang sangat penasaran untuk menjajal produk-produk tersebut. Namun, tidak tersedianya barang-barang tersebut di pasaran lokal membuat mereka harus bersabar terlebih dahulu.
Adanya keinginan masyarakat yang tinggi untuk memiliki barang impor namun terhalang oleh ketersedian barang memunculkan ide bisnis yang baru di era sekarang ini. Orang-orang yang memang karena hobi ataupun urusan kerja harus melanglang buana ke luar negeri menyediakan jasa pembelian barang yang tidak ada di Indonesia. Dari sinilah bisnis jastip berkembang.
Bisnis jastip berjalan dengan mengandalkan upah yang dikenakan pada setiap barang yang dititipkan untuk dibeli. Upah per barangnya bervariasi tergantung kebijakan orang yang dititipi. Biasanya, pelaku bisnis jastip ini membebani upah sekitar Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per barang. Jadi, pengguna jasa nantinya akan harus membayar sejumlah harga barang yang dititipkan ditambah upah jastip.
Pengguna merupakan titik penting yang menentukan produk yang kita ciptakan dapat diterima atau sebaliknya. Pengguna akan dengan suka rela menerima produk kita jika mereka memang membutuhkan dan tertarik dengan produk tersebut, karena sejatinya pengguna cenderung mau membeli atau menggunakan suatu produk karena didasarkan dengan kebutuhannya. Dalam menciptakan suatu produk, tahap yang sangat penting yaitu analisis kebutuhan pengguna, namun tahap ini justru sering dikesampingkan oleh seorang pengembang suatu produk.

Dalam memahami kebutuhan pengguna, tentunya seorang pengembang produk harus melakukan beberapa riset, observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatakn data dan insight awal. Setelah melakukan hal tersebut, pengembang dapat menggunakan Emphaty Map atau Peta Empati yang dapat dijadikan menjadi salah satu alat bantu yang digunakan untuk memahami kebutuhan dari pengguna. Emphaty Map membuat pengembang mampu menyatukan seluruh data dan insight awal yang didapatkan. Hasil dari Emphaty Map itulah yang akan menjadi sumber yang berharga saat membuat user persona.

Pada Emphaty Map terdiri dari lima area yang mewakili elemen komunikasi dengan pengguna, yaitu antara lain :
Apa yang mereka pikirkan ?
Apa yang mereka rasakan ?
Apa yang mereka dengar ?
Apa yang mereka ucapkan ?
Apa yang mereka lakukan ?

Emphaty Map (mind mapping)

Ada 3 langkah proses dalam menggunakan Emphaty Map untuk menemukan kebutuhan dari pengguna, anatara lain :

Langkah pertama : Menentukan Profil calon Pengguna
Kumpulkan semua anggota tim, dimana mereka akan membawa dan mengumpulkan semua data dari hasil riset, observasi atau wawancara. Kemudian tentukan profil yang dapat mewakili dari pengguna, berikan nama dan jenis profesi dari mereka (pengguna).

Langkah kedua : Isi Emphaty Map
Lakukan pengisian pada Emphaty Map yang diberikan pada setiap anggota tim untuk diberikan kepada pengguna, serta ajukan pertanyaan sebagai berikut :
  • Apa yang mereka katakan? Tuliskan kata kunci dan kutipan yang pengguna katakan.
  • Apa yang mereka lakukan? Deskripsikan tindakan dan perilaku yang berhasil kita amati. Boleh juga sisipkan gambar atau foto yang kita dapatkan.
  • Apa yang teman, rekan atau bos mereka mungkin katakan saat mereka mengalami masalah? Apa yang mungkin pengguna dengar dari mereka?
  • Apa yang mereka pikirkan? Gali lebih dalam. Apa yang mungkin mereka pikirkan? Apa ketakutan mereka? Apa harapan mereka? Apa motivasi mereka? Apa tujuan mereka? Apa keinginan mereka? Apa yang mereka katakan terkait keyakinan mereka?
  • Apa yang mereka rasakan? Emosi apa yang mereka rasakan? Amati tanda-tanda terkait emosi seperti ekspresi muka, bahasa tubuh, nada suara, dan pilihan kata mereka?
  • Apa yang mereka lihat terkait masalah mereka?

Langkah ketiga : Menyimpulkan kebutuhan mereka (pengguna)
Simpulkan kebutuhan mereka berdasarkan Emphaty Map yang dibuat. Kebutuhan biasanya berbentuk kata kerja, berupa aktivitas atau keinginan. Bukan kata benda. Kebutuhan biasanya berupa kesenjangan antara apa yang pengguna katakan dengan pengguna lakukan. Hierarki Kebutuhan milik Abraham Maslow dapat kita jadikan acuan awal untuk memahami dan mendefinisikan kebutuhan pengguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar