NIM: 41819010057
Nama Usaha: JASTIP BY FE.
Jenis Usaha: Jasa Titip
Terbuka lebarnya jendela dunia melalui kemajuan teknologi
membuat arus informasi mengalir deras masuk ke masyarakat Indonesia. Kini,
banyak orang dari kalangan menengah tak asing lagi dengan berbagai
produk-produk keluaran luar negeri. Pakaian, skincare, dan teknologi
apik dari berbagai negeri di belahan lain dunia sudah mereka kenali bahkan
sebelum barang-barang tersebut tersedia di Indonesia.
Banyak
orang berkeyakinan barang-barang impor memiliki performa dan tampilan yang
bagus. Tak sedikit dari mereka yang sangat penasaran untuk menjajal
produk-produk tersebut. Namun, tidak tersedianya barang-barang tersebut di
pasaran lokal membuat mereka harus bersabar terlebih dahulu.
Adanya
keinginan masyarakat yang tinggi untuk memiliki barang impor namun terhalang
oleh ketersedian barang memunculkan ide bisnis yang baru di era sekarang ini.
Orang-orang yang memang karena hobi ataupun urusan kerja harus melanglang buana
ke luar negeri menyediakan jasa pembelian barang yang tidak ada di Indonesia.
Dari sinilah bisnis jastip berkembang.
Bisnis jastip berjalan dengan mengandalkan upah yang dikenakan
pada setiap barang yang dititipkan untuk dibeli. Upah per barangnya bervariasi
tergantung kebijakan orang yang dititipi. Biasanya, pelaku bisnis jastip ini
membebani upah sekitar Rp 15.000 hingga Rp 35.000 per barang. Jadi, pengguna
jasa nantinya akan harus membayar sejumlah harga barang yang dititipkan
ditambah upah jastip.
Pengguna
merupakan titik penting yang menentukan produk yang kita ciptakan dapat
diterima atau sebaliknya. Pengguna akan dengan suka rela menerima produk kita
jika mereka memang membutuhkan dan tertarik dengan produk tersebut, karena
sejatinya pengguna cenderung mau membeli atau menggunakan suatu produk karena
didasarkan dengan kebutuhannya. Dalam menciptakan suatu produk, tahap yang sangat
penting yaitu analisis kebutuhan pengguna, namun tahap ini justru sering
dikesampingkan oleh seorang pengembang suatu produk.
Dalam memahami kebutuhan pengguna, tentunya seorang pengembang
produk harus melakukan beberapa riset, observasi dan wawancara yang bertujuan
untuk mendapatakn data dan insight awal. Setelah melakukan hal tersebut,
pengembang dapat menggunakan Emphaty Map atau Peta Empati yang dapat dijadikan
menjadi salah satu alat bantu yang digunakan untuk memahami kebutuhan dari
pengguna. Emphaty Map membuat pengembang mampu menyatukan seluruh data dan
insight awal yang didapatkan. Hasil dari Emphaty Map itulah yang akan menjadi
sumber yang berharga saat membuat user persona.
Pada Emphaty Map terdiri dari lima area yang mewakili elemen
komunikasi dengan pengguna, yaitu antara lain :
Apa yang mereka pikirkan ?
Apa yang mereka rasakan ?
Apa yang mereka dengar ?
Apa yang mereka ucapkan ?
Apa yang mereka lakukan ?
![]() |
Emphaty Map (mind mapping) |
Ada 3 langkah proses dalam menggunakan Emphaty Map untuk
menemukan kebutuhan dari pengguna, anatara lain :
Langkah pertama : Menentukan Profil calon Pengguna
Kumpulkan semua anggota tim, dimana mereka akan membawa dan
mengumpulkan semua data dari hasil riset, observasi atau wawancara. Kemudian
tentukan profil yang dapat mewakili dari pengguna, berikan nama dan jenis profesi
dari mereka (pengguna).
Langkah kedua : Isi Emphaty Map
Lakukan pengisian pada Emphaty Map yang diberikan pada setiap
anggota tim untuk diberikan kepada pengguna, serta ajukan pertanyaan sebagai
berikut :
- Apa yang mereka katakan? Tuliskan kata kunci dan kutipan yang pengguna katakan.
- Apa yang mereka lakukan? Deskripsikan tindakan dan perilaku yang berhasil kita amati. Boleh juga sisipkan gambar atau foto yang kita dapatkan.
- Apa yang teman, rekan atau bos mereka mungkin katakan saat mereka mengalami masalah? Apa yang mungkin pengguna dengar dari mereka?
- Apa yang mereka pikirkan? Gali lebih dalam. Apa yang mungkin mereka pikirkan? Apa ketakutan mereka? Apa harapan mereka? Apa motivasi mereka? Apa tujuan mereka? Apa keinginan mereka? Apa yang mereka katakan terkait keyakinan mereka?
- Apa yang mereka rasakan? Emosi apa yang mereka rasakan? Amati tanda-tanda terkait emosi seperti ekspresi muka, bahasa tubuh, nada suara, dan pilihan kata mereka?
- Apa yang mereka lihat terkait masalah mereka?
Langkah ketiga : Menyimpulkan kebutuhan mereka (pengguna)
Simpulkan kebutuhan mereka berdasarkan Emphaty Map yang dibuat. Kebutuhan biasanya berbentuk kata kerja, berupa aktivitas atau keinginan.
Bukan kata benda. Kebutuhan biasanya berupa kesenjangan antara apa yang
pengguna katakan dengan pengguna lakukan. Hierarki Kebutuhan milik Abraham
Maslow dapat kita jadikan acuan awal untuk memahami dan mendefinisikan
kebutuhan pengguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.