Nama : Rendy Pangestu.
NIM : 41319010011.
Kode Bisnis : (@Q07-RENDY).
Arti empathy
Empati adalah modal bisnis / usaha yang kuat untuk meningkatkan ikatan kepercayaan antara semua yang terlibat, jika kita sebagai wirausaha mampu memahami pelanggan kita, maka kita akan memiliki kecerdasan intuisi untuk menciptakan berbagai inovasi yang memberikan nilai yang memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah pelanggan kita, empati ini akan membantu seorang wirausaha dan perusahaan untuk memahami kebutuhan, keinginan,dan permintaan pelanggan, lebih jauh lagi dengan empati maka kita akan menyesuaikan dan memodifikasi bisnis model, produk, jasa bahkan inovasi kita sesuai kebutuhan, dan permintaan pelanggan.
Empati ini juga dapat melahirkan sebuah bahasa komunikasi yang mampu menyampaikan inovasi itu kesemuanya termasuk pelanggan kita, marketing dari sisi perusahaan harus mampu menyentuh sisi emosional dari pelanggan atau calon pelanggan.
Empati adalah modal bisnis / usaha yang kuat untuk meningkatkan ikatan kepercayaan antara semua yang terlibat, jika kita sebagai wirausaha mampu memahami pelanggan kita, maka kita akan memiliki kecerdasan intuisi untuk menciptakan berbagai inovasi yang memberikan nilai yang memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah pelanggan kita, empati ini akan membantu seorang wirausaha dan perusahaan untuk memahami kebutuhan, keinginan,dan permintaan pelanggan, lebih jauh lagi dengan empati maka kita akan menyesuaikan dan memodifikasi bisnis model, produk, jasa bahkan inovasi kita sesuai kebutuhan, dan permintaan pelanggan.
Empati ini juga dapat melahirkan sebuah bahasa komunikasi yang mampu menyampaikan inovasi itu kesemuanya termasuk pelanggan kita, marketing dari sisi perusahaan harus mampu menyentuh sisi emosional dari pelanggan atau calon pelanggan.
Proses dengan metode design thinking akan menghasilkan produk yang tidak
hanya dapat dijual atau menggunakan teknologi yang paling canggih. Metode ini
menggabungkan kebutuhan user atau pengguna, dengan kemampuan teknologi yang
sesuai, dan tetap membuat sesuatu yang dapat berhasil sebagai sebuah bisnis.
Hal pertama yang dilakukan dan pusat dalam design thinking adalah
empathize. Tahap ini berfokus pada user (customer dan client) dan mencari apa
sebenarnya permasalahan yang harus diselesaikan. Terdapat 3 bagian dalam tahap
empathize, yaitu observe (amati), engage (terlibat), dan immerse (merasakan
langsung).
Observe merupakan cara dalam mengamati perilaku user dan cara mereka
berinteraksi dengan lingkungannya agar dapat memahami hal apa sebenarnya yang
dibutuhkan oleh mereka. Engage merupakan cara untuk terlibat secara langsung
dengan user, seperti turut serta dalam membantu mengungkapkan cara berpikir dan
nilai yang mereka pegang. Terakhir, immerse. Immerse merupakan cara untuk
merasakan situasi yang user rasakan. Dalam empathize, penting untuk memahami
diri user dan hal apa yang penting bagi mereka
Empat Alasan Mengapa Empati Baik untuk Bisnis
Memiliki empati tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan pribadi ataupun
sosial, namun juga dapat memberikan keuntungan kompetitif kepada pengusaha
dalam menjalankan bisnis. Hal itu akan lebih memberikan hasil yang maksimal
apabila dibarengi dengan peningkatan kemampuan kita, dalam melihat dunia dari
perspektif yang lebih luas. Selain itu masih ada empat alasan lain mengapa
menumbuhkan empati baiik untuk pengembangan bisnis, diantaranya adalah :
1. Empati dapat meningkatkan penjualan, loyalitas, dan referensi
Sebagai produse dan penjual tentu seorang pengusaha harus tahu dan
mengantisipasi produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen.
2. Produktivitas dan inovasi lebih cepat
Karyawan dengan ketrampilan empati yang kuat juga akan lebih produktif dan
inovatif
3. Keunggulan kompetitif dan nilai pasar yang lebih besar.
Perusahaan-perusahaan besar dan terkenal tentu mempunyai budaya empati
didalamnya. Memang pada faktanya statistik menunjukkan, empati menjadi salah
satu kunci bagi kesuksesan bisnis daripada sebelumnya..
4. Memperluas engagement dan kolaborasi.
Jika manajer dan anggota tim mengekspresikan empati terhadap orang lain,
maka masuk akal bahwa perusahaan dengan budaya yang mendorong empati akan
menarik individu yang sangat terlibat. Perusahaan dengan budaya empati juga
memiliki retensi yang lebih baik dan semangat kerja yang lebih tinggi di antara
karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.