April 21, 2020

Design Thinking


Design Thinking dan Tahapannya

Design thinking adalah pendekatan untuk mencari masalah. Hal ini menuntut tingkat empati dan pemahaman yang tinggi terhadap pengguna akhir, dan proses berulang mengembangkan ide-ide baru, menantang asumsi, dan mendefinisikan kembali masalah, dengan tujuan mengidentifikasi solusi alternatif yang mungkin tidak selalu terlihat. aat ini pendekatan design thinking lebih menjawab kebutuhan market, karena sebuah produk memerlukan iterasi dalam mencapai produk yang terbaik. Sedangkan user memerlukan kualitas produk yang lebih baik dan solusi yang sudah ada saat ini.
Design thinking merupakan upaya dari sebuah produk untuk memahami kebutuhan pengguna lebih mendalam, dan kemudian menciptakan sebuah ide yang dikumpulkan dari data-data serta masukan dari pengguna, kemudian mencoba untuk membuatkan prototipe untuk dilakukan pengujian kembali pada pengguna.
Dalam design thinking ada 5 tahap yang harus dilalui, yaitu:
     1.    Empathise
Tahap pertama dari proses Design Thinking adalah untuk mendapatkan pemahaman empatik tentang masalah yang dicoba untuk diselesaikan. Dengan mengamati permasalahan yang ada di masyarakat akan menemukan produk yang akan menjadi kebutuhan masyarakat. Metode ini adalah metode terukur, di mana ide bisnis yang dicari dapat diperoleh melalui riset dan persentase yang dilakukan untuk memastikan jenis bisnis dan produk yang banyak diterima pasar. Riset bisnis ini bisa dilakukan dengan bantuan teknologi digital. Misalnya dengan mencari kata kunci melalui Google Trend untuk mengetahui tren bisnis pada suatu lokasi melalui persentase dan angka pencarian informasi tertinggi.
Perlunya mengidentifikasi masalah dari sudut pandang pelanggan, perlu mencari tahu masalah yang sebenarnya terjadi, melakukan wawancara langsung dengan audiens. Dengan melakukan pengamatan dan keterlibatan langsung dengan audiens, maka akan mendapatkan data sesuai kenyataan yang ada. Selain itu kita juga akan mendapat pemahaman pribadi yang lebih mendalam tentang permasalahan yang ingin kamu pecahkan, Setelah itu kita juga dapat menemukan solusi yang tepat. Kunci menemukan suatu permasalahan yang ada di masyarakat adalah dengan melihat apa yang dibutuhkan oleh banyak orang tapi belum ada yang memberikan solusinya.

      2.    Define
Setelah mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan dan dibutuhkan oleh user, maka akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu define. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk pengembangan ide produk yang akan di buat nantinya. Pengembangan ide ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalah yang kamu dapatkan dari user, baik secara langsung maupun tidak. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar kebutuhan user. Kamu sudah harus menetapkan permasalah apa saja yang akan kamu pecahkan dan cari solusinya lewat rancangan produkmu. Daftar permasalahan yang sudah ditetapkan ini kemudian akan dilanjutkan pada tahap ideate yang akan kami bahas di poin berikutnya.Tahap define akan membantu tim dalam memahami permasalahan secara lebih mudah dan memikirkan ide-ide sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Ide-ide hebat dapat berupa fungsi-fungsi, fitur-fitur baru dalam aplikasi atau bentuk yang benar-benar experimental yang sebelumnya belum ada dan elemen lain yang akan memungkinkan mereka untuk Memecahkan dan menyelesaikan  masalah dengan mencari solusi dengan efektif dan efisien. 
Beberapa hal yang bisa di lakukan pada tahap define adalah :
a.    Berkolaborasi untuk memecahkan masalah-masalah yang kompleks,
b.    Berpikir Kreatif 
c.    Lakukan berulang - ulang  tahapan-tahapan yang dikerjakan untuk improvisasi dan menghasilkan solusi terbaik. 
d.    Lakukan hal – hal diuar kebiasaan sehingga mendapatkan experience yang berbeda, budayakan kepada tim kita untuk suka bereksperimen.

      3.    Ideate
Tahap ketiga dari proses Design Thinking, desainer siap untuk mulai menghasilkan ide. Kita telah tumbuh untuk memahami pengguna dan kebutuhan mereka di tahap Empathize, dan kita telah menganalisis dan mensistesis pengamatan Anda di tahap Define, dan berakhir dengan pernyataan masalah yang berpusat pada manusia. Dengan latar belakang yang kuat, kita dan anggota tim dapat mulai berpikir Out of  The Box, untuk mengidentifikasi solusi baru untuk pernyataan masalah yang dibuat, dan kita dapat mulai mencari cara alternatif untuk melihat masalah.
Di sinilah saatnya kamu untuk menguji ide-ide yang sudah kamu dapatkan sebelumnya. Apakah ide kamu sudah cukup baik untuk memecahkan masalah atau belum. lakukan tahap evaluasi bersama rekan tim. Semakin banyak penilaian, maka semakin banyak pula kemungkinan baru. 

     4.    Prototype
Tahap design thinking yang berikutnya adalah pembuatan prototype. Ide yang sudah dievaluasi kemudian diimplementasikan ke dalam sebuah produk percobaan. Ini adalah fase eksperimental, dan tujuannya adalah untuk mengidentifikasi solusi terbaik untuk setiap masalah yang diidentifikasi selama tiga tahap pertama. Solusi diimplementasikan dalam prototype, dan satu per satu, mereka diselidiki dan diterima, diperbaiki dan diperiksa ulang, dan ditolak berdasarkan pengalaman pengguna. Walaupun masih uji coba, tapi akan lebih baik kalau produknya dibuat semirip mungkin dengan rancangan dasar. Gunanya untuk membuat ilustrasi skenario penggunaan produk oleh pengguna. .
Pada akhir tahap ini, tim desain akan memiliki gagasan yang lebih baik tentang kendala yang melekat pada produk dan masalah yang ada, dan memiliki pandangan yang lebih jelas tentang bagaimana pengguna yang sebenarnya akan berperilaku, berpikir, dan rasakan ketika berinteraksi dengan bagian akhir produk.

     5.    Test
Desainer menguji produk lengkap secara ketat menggunakan solusi terbaik yang diidentifikasi selama fase prototyping. Dilakukannya pengujian dan evaluasi terhadap produk kepada masyarakat dan hasilnya akan dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk menyingkirkan solusi masalah dan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang produk dan penggunanya.
Dari produk prototipe yang sudah kamu buat, maka selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah membuat percobaan langsung dengan pengguna.  Ini adalah tahap akhir dari design thinking, tetapi dalam proses berulang, hasil yang dihasilkan selama fase testing sering digunakan untuk mendefinikan kembali satu atau lebih masalah dan menginformasi pemahaman pengguna, kondisi penggunaan, bagaimana orang berpikir, berperilaku, dan merasakan, dan berempati. Bahkan selama fase ini, perubahan dan penyempurnaan dilakukan untuk menyingkirkan solusi masalah dan memperoleh pemahaman sedalam mungkin terhadap produk dan penggunanya. Misal ternyata hasilnya masih ada yang kurang, maka akan dilakukan perubahan dan penyempurnaan untuk pada akhirnya berhasil menyingkirkan masalah yang menjadi fokus utama pembuatan produk ini. Kalau sudah begini, user pun akan loyal untuk menggunakan produkmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar