November 11, 2021

Mengenai Product Developmnent

 

Mengenai Product Developmnent 



( @S16-ANGGA ) 

Abstrak

Pada dasarnya, product development adalah salah satu hal terpenting yang harus diterapkan dalam suatu perusahaan. Berdasarkan asal katanya, product memiliki arti produk dan development memiliki arti pengembangan, sehingga jika digabungkan maka memiliki arti pengembangan produk.

Nah, agar lebih jelas lagi, maka pada kesempatan kali ini kami akan membahas secara lengkap tentang product development beserta berbagai tahapan pelaksanaannya. Mewujudkan visi Anda untuk produk orisinal sering kali menjadi salah satu rintangan terbesar bagi calon wirausahawan.Proses pengembangan produk bisa tampak hampir misterius, dan ketika Anda mendengar cerita asal usul bisnis e-niaga besar lainnya, perjalanan ke produk jadi jarang menyerupai garis lurus.

Misalnya, ketika putri Tina Roth-Eisenberg membawa pulang beberapa tato semi permanen yang dia rasa kurang, dia memobilisasi komunitas sesama desainer untuk membuat Tattly.David Barnett, di sisi lain, harus belajar sendiri bagaimana menggunakan perangkat lunak desain 3D sehingga dia bisa membuat prototipe PopSockets, aksesori telepon yang sekarang populer.

Kisah-kisah inspiratif ini sendiri tidak memberikan cetak biru ujung ke ujung untuk pengembangan produk, tetapi kesamaan yang mereka bagikan mengungkapkan beberapa langkah yang secara konsisten diambil oleh para pendiri dalam memulai bisnis dan mengirimkan produk jadi.

                                                Pembahasan

Apa itu Product Development dan Kenapa Penting Dilakukan?

Product development adalah rangkaian proses pengembangan produk baru menggunakan suatu ide dan konsep yang sesuai dengan selera pasar. Proses ini ibarat tulang punggung bagi pembuatan produk baru yang jika tidak dilakukan dengan benar, bisa membuat produk gagal di pasar. 

Faktanya, 80% produk baru terbukti tidak laku karena dibuat tanpa product development yang matang. Katakanlah kalau sebuah perusahaan berencana membuat makanan instan microwave. Tujuannya, agar konsumen bisa mengonsumsi makanan siap saji secara praktis. 

Ternyata, baru diketahui bahwa kemasan yang dibuat tidak tahan panas. Pada akhirnya, konsumen tetap harus menyiapkan tempat makan sendiri untuk makanan tersebut. Tentu tidak sesuai dengan tujuan awal produk dibuat, bukan? Belum lagi kalau produk terlanjur dilabeli premium dengan harga yang mahal, tentu konsumen akan memilih alternatif produk lain alih-alih produk baru tersebut. 

Kenapa Product Development itu Penting:

Seperti yang sudah kita rasakan bersama bahwa zaman akan selalu terus berkembang, dan teknologi serta tren masyarakat pun silih berganti. Sehingga, bisa dipastikan Anda akan sangat jarang menemukan produk yang tidak melakukan perubahan apapun namun tetap laku dalam kurun waktu yang lama.

Walaupun memang ada produk seperti komputer AT&T yang masih laku selama beberapa periode, tapi tetap saja tidak banyak perusahaan yang bisa bertahan dengan cara seperti itu, terlebih lagi untuk beberapa bisnis kecil.

Untuk itu, setiap perusahaan wajib melakukan kolaborasi terkait ide, kreativitas, dan penemuannya untuk mengembangkan suatu produk agar bisa terus disukai oleh pelanggannya. Ketiganya tergabung bersama dalam komponen product development.

Dilansir dari laman Inc, Biasanya, ada aspek lain yang harus ada dalam suatu proses product development, yaitu, manufacturing, design, engineering, market positioning, distribusi, marketing, serta penjualan.

Siapa Yang Bertanggung Jawab Terhadap Product Development? 

Umumnya, product development adalah tanggung jawab tim yang dipimpin oleh seorang product managerTim tersebut harus menguasai aspek-aspek dalam setiap proses product development.



 Tahapan Product Development :

1.   Penciptaan Ide

 

Menciptakan ide atas suatu produk baru adalah tahap pertama yang harus ada dalam pengembangan produk baru. Dalam proses penciptaan ide baru ini, pihak perusahaan harus mampu mengikuti berbagai upaya sistematika dalam menciptakan produk baru.

Umumnya, akan ada banyak sekali ide produk dalam proses penciptaan ide ini. tapi, tentu saja semua ide tersebut harus bisa dilanjutkan ke dalam tahapan selanjutnya, sehingga akan ada banyak sekali ide baru yang terseleksi pasca melewati beragam syarat kelayakan dalam suatu ide produk.

2.   Penyaringan Ide

 

Tahapan lain yang harus dilakukan pasca mendapatkan ide baru adalah melakukan penyaringan terkait seluruh ide produk yang di dapatkan.

Penyaringan ini dilakukan agar bisa mendapatkan ide produk yang benar-benar layak agar bisa diproses ke tahap selanjutnya, mengurangi biaya pembuatan produk, meminimalisir risiko gagal, serta untuk memilih ide produk yang dinilai sempurna dan bisa diproduksi oleh perusahaan saja.

3. Pengembangan dan Pengujian Konsep

Setelah menemukan ide produk dan penyaringan ide, maka hal lain yang harus dilakukan adalah mengembangkan konsep dan menguji konsep produk baru.

Dalam hal ini, konsep merupakan hasil dari upaya pengembangan atas berbagai ide yang sudah diseleksi, yang mana konsep produk tersebut harus bisa dinyatakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bisa lebih dimengerti oleh target market dalam suatu segmen tertentu.

·         Pengembangan Konsep

Dalam hal ini, pengembangan konsep dilakukan untuk mengembangkan ide yang sudah diseleksi menjadi suatu konsep produk agar bisa diproses lebih lanjut.

Untuk itu, dalam product development harus dibuat beberapa alternatif lain yang bisa disesuaikan dengan keperluan pasar yang dinilai paling menarik.

·         Pengujian Konsep

Konsep baru yang sudah dikembangkan wajib diuji lebih lanjut dengan target konsumen yang dituju dalam skala kecil terlebih dahulu.

Berbagai konsep ini bisa disajikan dalam beragam bentuk. Untuk beberapa jenis produk tertentu, bisa disajikan dalam suatu gambar ataupun deskripsi kata. Intinya, pesan penting yang ingin disampaikan oleh pihak perusahaan harus mampu diterima dengan mudah dan baik oleh target pelanggan.

Setelah konsep tersebut bisa dijelaskan secara detail kepada target pelanggan, maka berilah mereka pertanyaan terkait ketertarikannya dan nilai pada produk dari masing-masing konsep yang sudah diciptakan.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran

Setelah sudah menemukan atau sudah memilih produk baru, maka tahap selanjutnya adalah menyusun dan juga mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang harus dikembangkan akan dimulai dari strategi awal, yakni meluncurkan produk baru ke pasar, sampai produk tersebut bisa diterima oleh pasar mulai menampilkan perkembangannya.

5. Analisis Bisnis

Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan jika sudah memutuskan konsep produk dan juga strategi pemasaran adalah melakukan evaluasi terkait daya tarik bisnis pada produk baru yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Dalam tahapan ini, nantinya diperlukan peninjauan ulang terkait proyeksi penjualan, biaya dan juga keuntungan penjualan dari produk baru tersebut, tujuannya adalah agar bisa mengetahui seluruh faktor tersebut mampu memenuhi tujuan utama perusahaan.

Apabila nantinya hasil analisa bisnis ternyata menunjukan nilai yang positif atau sudah sesuai dengan tujuan utama perusahaan, maka produk bisa dipindahkan pada tahapan selanjutnya, yakni tahap pengembangan produk. Proyeksi penjualan tersebut bisa diperoleh dengan memantau riwayat produk lain dari perusahaan, akan lebih baik lagi jika produk tersebut masih dalam satu kategori tertentu.

Selain itu, bisa juga dengan memantau produk yang sama di pasar, memantau perkembangannya, dan apa saja yang harus dilakukan dan dihindari demi mencapai hal tersebut.

Selanjutnya, gabungkan dengan berbagai strategi pemasaran yang tepat, distribusi penjualan yang baik, serta promosi dan komunikasi yang ingin disampaikan.

Dalam proyeksi penjualan ini, pihak perusahaan juga harus membuat angka penjualan minimal dan maksimal agar bisa melihat risiko yang mungkin nanti akan terjadi. Selain itu, hal ini juga akan berguna untuk melihat perkiraan biaya dan tingkat keuntungan yang bisa diraih dari penjualan produk tersebut.

Berdasarkan hasil dari analisa tersebut, maka nantinya perusahaan akan melihat dari sisi finansial dan menilai seberapa menarik bisnis pada produk tersebut.

6. Pengembangan Produk

Dalam tahapan ini, produk yang sedang dikembangkan tersebut umumnya belum produk yang sebenarnya, tapi hanya berupa suatu konsep produk dalam rangkaian kata, video animasi, gambar, atau suatu prototype produk.

Bila sudah melewati tahap analisa bisnis, maka nantinya akan dilanjutkan dengan pengembangan pada produk yang sesungguhnya. Nantinya, konsumen sendirilah yang akan melakukan evaluasi terkait produk pra-rilis atau produk prototipe tersebut, karena pengalaman mereka akan sangat berguna dan bermanfaat dalam tahap pengembangan produk.

7. Uji Pemasaran

Sebelum suatu produk benar-benar diluncurkan ke pasar yang diiringi dengan strategi pemasarannya, maka sebelumnya harus dilakukan uji pemasaran pada pasar yang sesungguhnya, namun dalam skala kecil saja.

Dengan begitu, maka perusahaan dan pihak pemasar akan bisa mendapatkan gambaran dan juga pengalaman terkait pemasaran produk tersebut, sebelumnya nantinya benar-benar dijual dalam skala yang lebih luas, yang mana hal tersebut akan memerlukan biaya pemasaran yang sangat banyak.

8. Komersialisasi

Tes pemasaran yang dihasilkan seharusnya sudah mampu memberikan gambaran terkait prospek pada produk baru tersebut.

Berdasarkan hasil dari tes pemasaran tersebut, nantinya pihak manajemen perusahaan bisa memutuskan apakah produk baru tersebut bisa diluncurkan, ditunda, atau bahkan membatalkannya.

Nah, jika manajemen perusahaan sudah yakin ingin meluncurkan produk baru, maka pihak perusahaan harus mempersiapkan berbagai kegiatan lain, yakin kegiatan komersialisasi, yang dimulai dari persiapan produksi dalam kapasitas yang lebih besar, persiapan untuk kegiatan peluncuran produk baru seperti promosi penjualan, iklan, distribusi dalam cakupan yang lebih besar, serta berbagai kegiatan pemasaran lain.

Kita tentu sudah mengetahui bahwa hanya sedikit sekali produk yang bisa berhasil masuk dan sukses di pasar yang luas. Nah, untuk meminimalisir hal tersebut, maka disarankan perusahaan melakukan seluruh tahapan di atas.

 

 

Kapan Product Development Harus Dilakukan?



Menurut Entrepreneur, ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan kapan sebuah perusahaan harus meluncurkan produk baru atau melakukan product development.

Tanda-tanda yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Pertumbuhan melambat

Setiap perusahaan tentu berharap adanya pertumbuhan yang signifikan dari waktu ke waktu. Namun jika kamu menemukan bahwa pertumbuhan perusahaanmu terus melambat, bisa jadi ini tanda bahwa kamu perlu melakukan product development. Pertama, kamu perlu menemukan apa yang membuat bisnismu mengalami perlambatan.Kemudian, carilah ide dan inovasi segar untuk produkmu. Mungkin saja pelanggan jenuh dengan produk yang ditawarkan perusahaanmu.

2. Permintaan berkurang

Tanda lain bahwa perusahaanmu harus melakukan product development adalah ketika permintaan berkurang. Padahal, perusahaanmu telah melakukan berbagai upaya pemasaran yang kamu anggap menarik.Penjualan yang menurun memang bisa terjadi kapan saja. Namun, jika hal tersebut terus terjadi dalam waktu yang panjang, kamu harus bersipa. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan sudah mulai tidak tertarik dengan produkmu.

3. Pelanggan berharap perubahan besar

Semua perusahaan perlu mendengarkan feedback dari pelanggan. Berbagai masukan tersebut dapat menjadi pertimbangan besar bagi perusahaan untuk menentukan langkah yang harus diambil. Namun, bisa jadi ada satu momen ketika banyak pelanggan menyampaikan saran yang kamu anggap mustahil dijalankan perusahaan. Sebagai contoh, pelanggan berharap produkmu bisa menjadi lebih X, Y, dan Z. Padahal, melalui perhitungan perusahaan, hal tersebut tidak mampu kalian lakukan.

Maka, kamu harus berhati-hati dan mencari pengembangan alternatif agar pelanggan tetap mau menikmati produkmu.

4. Ada kompetitor baru

Kompetitor adalah hal yang biasa dalam suatu bisnis. Namun, kamu harus tetap waspada saat mendengar ada kompetitor baru. Bisa jadi mereka hadir dengan produk dan inovasi yang lebih disukai oleh pelangganmu. Dengan begitu, mereka akan beralih ke kompetitor baru tersebut. Maka, fungsi product development di sini adalah agar pelangganmu tetap setia pada produk yang kamu tawarkan.

5. Kompetitor mulai meninggalkan pasar

Sekilas, kompetitor yang mulai meninggalkan pasar memang terkesan baik. Kamu bisa mengambil alih pasarnya dan menjadikan pelanggan mereka sebagai pelanggan barumu. Namun, jika didalami, situasi ini bisa jadi pertanda sesuatu yang kurang baik.

Bisa jadi kompetitor mulai meninggalkan pasar karena pelanggan sudah tidak tertarik lagi dengan sektor yang kalian jalani.Jika kamu tidak melakukan product development, pelanggan bisa meninggalkanmu juga seperti kompetitor yang telah pergi terlebih dahulu.

Tahapan Product Development



1. Mengumpulkan ide

Tahap pertama dalam melakukan product development adalah mengumpulkan ide. Kumpulkan idemu dan rekan-rekan satu tim. 

Selain ide produk, kamu juga harus mengumpulkan ide cara mengembangkan produk tersebut untuk keperluan komersial.

2. Evaluasi ide

Setiap orang tentu setuju dengan idenya masing-masing. Namun, dalam product development, kamu dan timmu harus bisa saling mengevaluasi ide satu sama lain.

Berikan pendapat yang objektif tentang ide pengembangan produk yang disampaikan tiap anggota.

Selain itu, ada beberapa metode evaluasi lain yang bisa kamu gunakan, seperti Preliminary Innovation Evaluation System (PIES).

3. Menjaga ide

Setelah ide sudah terkumpul dan evaluasi selesai, jagalah ide tersebut baik-baik. Jangan sampai kompetitor mengetahui dan mengikuti idemu.

Beberapa cara untuk menjaganya adalah dengan menetapkan copyright, hak paten, dan trade secrecy.

4. Riset dan pengembangan

Tahap product development selanjutnya adalah riset dan pengembangan (R&D).

Pada tahap ini, kamu perlu menguji kegunaan dan berbagai fitur dari produkmu. Kamu juga perlu menyempurnakan desain hingga sesuai dengan keinginan pelanggan.

Kamu juga bisa melakukan test-marketing, beta testing, analisis rencana pemasaran dan proyeksi penjualan, riset biaya, dan lainnya.

5. Promosikan produk

Jika semua tahap sudah kamu lakukan dengan baik, produk terbarumu siap diluncurkan. Di sini tim marketing akan menjalankan fungsi mereka.

Apa saja manfaat Product Development ?

1.      Memberikan Value Baru untuk Pelanggan

Dengan product development, Anda dapat membuat produk dengan fitur yang lebih baik daripada kompetitor Anda dan memberikan value lebih kepada konsumen. Sehingga, pelanggan memiliki alasan untuk beralih dari produk kompetitor ke produk Anda.

  1. Membuat Produk yang Bermanfaat

Product development membantu Anda memahami bagaimana produk bisa digunakan pelanggan dengan baik. Dengan begitu, Anda bisa membuat produk yang paling dibutuhkan oleh konsumen, yang tentu akan berdampak pada jumlah penjualannya. 

  1. Menjaga Eksistensi dan Perkembangan Bisnis

Dengan terus menciptakan produk baru yang berkembang sesuai permintaan pasar, bisnis Anda dapat terus berjalan baik. Alasannya, setiap produk yang diluncurkan mampu menjawab kebutuhan konsumen karena rangkaian product development yang tepat. Inilah yang mampu mencegah terjadinya produk gagal karena tidak adanya pembeli

 

 

Proses Product Development

Setidaknya ada delapan tahap dalam proses product development yang perlu dilakukan, yaitu:

  1. Mengembangkan Ide dan Konsep
  2. Melakukan Riset untuk Validasi Produk
  3. Membuat Sketsa Produk
  4. Membuat Prototype Produk
  5. Merancang Supply Chain
  6. Membuat Perencanaan Anggaran
  7. Melakukan Uji Pemasaran
  8. Launching Produk

Contoh Penerapan Product Development di Berbagai Industri

Sampai sini, Anda sudah memahami proses product development. Di bawah ini membagikan penerapan product development di beberapa industri.

Fashion



Pandemi Covid 19 membuat toko-toko pakaian besar sepi pengunjung, tak terkecuali Zara. Tak ingin terdampak lebih parah, Zara melakukan gebrakan product development mereka dengan metode Fast Fashion, yaitu melakukan rearrange pada supply chain agar produksi dan distribusi produk lebih cepat. 

Seluruh toko kecil ditutup dan distribusi difokuskan ke toko besar. Sedangkan pembuatannya difokuskan di markas besar mereka di Spanyol dengan konsep limited stock. Dengan langkah ini, Zara berusaha membuat biaya produksi lebih irit, sekaligus membangun kesan produk eksklusif karena membuatnya dengan konsep Limited stock.

Kecantikan



Merek skincare lokal, Base juga melakukan proses rearrange dalam bentuk  personalisasi skincare. Sebelum memesan skincare, pelanggan mengisi form kondisi kulit. Setelah itu Base akan membuat kandungan skincare sesuai dengan kondisi kulit mereka.Dengan pendekatan tersebut, Base tidak perlu membuat produk dalam jumlah besar yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan pelanggan mereka. Selain itu, personalisasi produk tentu akan memberikan value lebih ke konsumen dan membangun engagement yang baik. 

Makanan dan Minuman



Sejak pandemi, gaya hidup sehat makin jadi tren. Burgreens memanfaatkan hal ini dengan membuat produk sehat, terutama untuk segmen vegetarian. Mulai dari steak hingga boba, yang semuanya berasal dari sayuran. Burgreens menerapkan konsep substitute pada product development mereka. Hal ini tentu sesuai dengan permintaan pasar yang lebih tinggi untuk jenis produk yang menyehatkan tersebut

KESIMPULAN :

suatu upaya dalam mengembangkan dan juga merubah suatu produk yang diperlukan untuk bisa mengikuti perkembangan zaman dan perubahan tren di dalam masyarakat.Berbagai tahapan yang diperlukan untuk melakukan product development  antara lain adalah mencari dan menciptakan  ide produk yang baru, menyeleksinya, mengembangkan dan menguji konsep produk, menentukan strategi pemasaran, melakukan analisa bisnis, mengembangkan produk yang sebenarnya, menguji di pasar dalam cakupan yang kecil dan meluncurkannya ke pasar dalam cakupan yang lebih besar.

REFRENSI :

https://accurate.id/bisnis-ukm/product-development/

https://glints.com/id/lowongan/product-development-adalah/#.YYvfv2BBzIU

https://www.niagahoster.co.id/blog/product-development/

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar