Pendahuluan
Kata produktivitas sudah sangat
sering kita dengarkan dalam percakapan sehari-hari. Walaupun kegiatan untuk
meningkatkan produktivitas dalam bentuk tenaga, modal, maupun produktivitas
dalam mengelola sumber daya alam yang tersebar luas di tanah air kita telah berlangsung
lama. Namun, Salah satu dari masalah-masalah utama dalam ketenagakerjaan di
Indonesia adalah produktivitas tenaga kerja yang rendah. Padahal, untuk
mempertahankan pertumbuhan ekspor non-migas, khususnya ekspor industri
manufaktur pada waktu-waktu paska krisis ekonomi. Indonesia tidak dapat lagi
mengandalkan diri pada sumber-sumber keunggulan komparatif yang tradisional,
seperti tenaga kerja yang murah dan kekayaan alam. Indonesia perlu
mengembangkan keunggulan komparatif yang dinamis, yakni sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas produktif dan profesional.
Indonesia dengan sumber daya yang
melimpah perlu mengembangkan SDM nya dengan saling membantu. Peran
kewirausahaan disini sangat memegang andil yang cukup besar. Hal tersebut
dikarenakan kewirausahaan atau pelaku usaha merupakan penggerak dari
perekonomian masyarakat. Kewirausahaan yang baik tersebut dapat di capai bila
kita mampu untuk meningkatkan produktivitas dari SDM yang ada disekitar kita. SDM
yang produktif dapat meningkatkan nilai produksi di suatu wilayah sehingga
dapat memberi dampak positif yang sangat baik seperti pengembangan dan
pembangunan daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bila
kita ingin mengembangkan suatu daerah maka kita terlebih dahulu perlu untuk
bersama sama meningkatkan produktivitas dari tenaga kerjanya.
Permasalahan
1. Apa Definisi Produktivitas Kerja?
2. Apa Indikator Produktivitas Kerja?
3. Bagaimana Cara Meningkatkan
Produktivitas Kerja?
Pembahasan
Definisi Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja berasal dari
bahasa Inggris, yaitu product: result, outcome berkembang menjadi kata productive,
yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the ability make or create,
creative. Perkataan itu dipergunakan di dalam bahasa Indonesia menjadi produktivitas
yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Kerja yang akan dihasilkan
adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi produktivitas
menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai
macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitastidak lain
daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu
tingkahlaku produktivitasnya, lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi
kerja (Sedarmayanti, 2004).
Secara umum produktivitas kerja
diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau
jasa) dengan maksud yang sebenararnya. Produktivitas juga diartikan sebagai
tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara
baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang (Sinungan 2009).
Siagian (2005) mendefinisikan produktivitas kerja sebagai kemampuan memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan
menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut
Komaruddin (1992) pada hakekatnya produktivitas meliputi sikap yang senantiasa
mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode
kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih
bermutu daripada hasil yang diraih hari ini.
Tohardi (Sutrisno, 2009) mengemukakan
bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu
mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang
dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam
Sedarmayanti, 2009) dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan: “mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”.
Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2009)
memadang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya
dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran
yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Paul Mali (dalam Sedarmayanti,
2009) mengutarakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau
meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber
daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai
rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.
Indikator Produktivitas Kerja
Menurut Gilmore & Fromm (dalam Sedarmayanti, 2009)
indikator produktivitas kerja adalah :
a. Tindakannya konstruktif. Melakukan tindakan yang
bermanfaat dan positif yang akan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.
b. Percaya pada diri sendiri. Kepercayaan diri yang dimiliki
oleh seseorang dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat
meningkatkan produktivitasnya juga.
c. Bertanggung jawab. Memiliki sifat bertanggung jawab yang
tinggi, hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendukung
terwujudnya tujuan perusahaan.
d. Miliki rasa cinta terhadap pekerjaan .
e. Mempunyai pandangan kedepan.
f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang berubah-ubah.
g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya
(kreatif, imaginatif, dan inovatif).
h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.
Selain itu, Indikator produktivitas kerja juga dibahas oleh
Sutrisno (2009) yang tertulis sebagai berikut:
1. Kemampuan. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas.
Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki
serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai. Berusaha untuk
meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat
dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan
tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing
yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja. Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari
hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang
dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri. Senantiasa mengembangkan diri untuk
meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat
tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat
tantangannya. Pengembanga diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk
menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan
karyawan untuk meningkatkan kemampuan.
5. Mutu. Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik
dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan
kualitas kerja seorang pegawai. Jadi menigkatkan mutu bertujuan untuk
memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi
perusahaan dan dirinya sendiri.
6. Efisiensi. Pebandingan antara hasil yang dicapai dengan
keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek
produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa indikator dari produktivitas kerja yaitu, perbaikan terus
menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang,
kondisi fisik tempat kerja, tidakannya konstruktif, percaya pada diri sendiri,
bertanggung jawab, memiliki semangat kerja, memiliki kemampuan, miliki rasa cinta
terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan dan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunyai kontribusi
positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki
kekuatan untuk mewujudkan potensinya. Aspek-aspek produktivitas kerja yang
digunakan penulis berdasarkan pada teori Siagian (2002), yaitu perbaikan terus
menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, dan
kondisi fisik tempat bekerja, karena di setiap aspek disimbolkan pengukuran
yang dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan alat ukur untuk mengungkapkan
produktivitas kerja karyawan.
Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja
Berikut beberapa cara meningkatkan
produktivitas kerja dan kinerja karyawan, Siagiaan (2002), memberikan rumusan
faktor-faktor peningkatan produktivitas kerja antara lain: melakukan perbaikan
terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan sumber daya
manusia, kondisi tempat bekerja yang menyenangkan, dan umpan balik. Berdasarkan
uraian di atas, dimensi dari cara meningkatkan produktivitas kerja adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan perbaikan secara terus-menerus
Suatu organisasi dituntut secara terus-menerus untuk
melakukan perubahan-perubahan,
baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal contohnya adalah
perubahan strategi organisasi, perubahan kebijakan tentang produk, perubahan pemanfaatan
teknologi dan perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai
akibat diterbitkannya peundang-undangan oleh pemerintah. Perubahan eksternal,
meliputi perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat acak,
perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok, perubahan terjadidengan
cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di masyarakat
dan perubahan yang terjadi secara cepat, menyeluruh dan terus-menerus.
b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan
Peningkatan mutu hasil pekerjaan dilakukan oleh semua
komponen dalam organisasi. Bagi manajemen, misalnya, perumusan startegi,
penentuan kebijakan, dan proses pengambilan keputusan. Pada kegiatan organisasi
yaitu mutu laporan, mutu dokumen, mutu penyelenggaraan rapat, dan lain-lain.
c. Pemberdayaan sumber daya manusia
Memberdayakan sumber daya manusia mengandung kiat untuk : 1)
Mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai
harga diri, daya nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan
berbagai kebutuhan yang beraneka ragam; 2) manusia mempunyai hak-hak yang asasi
dan tidak ada manusia lain (termasuk manajemen) yang dibenarkan melangggar hak
tersebut. Hak-hak tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak
memperoleh pekerjaan yanag layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak
mendapat perlindungan; 3) penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui
proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan
mengikutsertakan para anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.
d. Kondisi tempat bekerja yang menyenangkan
Kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan memberikan
kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lalin ventilasi
yang baik, lingkungan kerja yang bersih dan lingkungan kerja yang bebas dari
polusi udara.
e. Umpan balik
Pelaksanaan tugas dan karier karyawan tidak dapat dipisahkan
dari penciptaan penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang
objektif, rasional, baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan
pada norma-norma yang telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau
tidak senang pada seseorang. Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal
sehat. Jika seseorang harus dikenakan sanksi disiplin, status berat-ringannya
disesuaikan dengan jenis pelanggarannya.
Kesimpulan
Secara umum produktivitas kerja
diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau
jasa) dengan maksud yang sebenararnya. Produktivitas kerja memiliki beberapa
indikator di dalamnya seperti, percaya diri, bertanggung jawab, ingin
berkembang, dan juga efisiensi. Selain itu, cara meningkatkan produktivitas
kerja dan kinerja karyawan, antara lain adalah dengan melakukan perbaikan terus
menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan sumber daya manusia,
kondisi tempat bekerja yang menyenangkan, dan umpan balik. Dapat disimpulkan
bahwa produktivitas kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam
kewirausahaan. Hal tersebut penting karena dengan meningkatnya produktivitas
kerja, maka akan memberi dampak baik seperti produksi yang semakin meningkat
dan juga berkembangnya angka kesempatan hidup pada kawasan daerah tersebut.
Daftar pustaka
Ø Sinungan, Muchdarsyah, 2005,
Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, Bumi Aksara
Ø https://glints.com/id/lowongan/meningkatkan-produktivitas-kerja/
Ø https://www.gramedia.com/best-seller/produktif/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar