Oktober 17, 2022

Mengenal Lebih Dekat Produktivitas Kerja

  

Oleh: Abiel Wira Pramana (@V20-ABIEL)


Pendahuluan

Kata produktivitas sudah sangat sering kita dengarkan dalam percakapan sehari-hari. Walaupun kegiatan untuk meningkatkan produktivitas dalam bentuk tenaga, modal, maupun produktivitas dalam mengelola sumber daya alam yang tersebar luas di tanah air kita telah berlangsung lama. Namun, Salah satu dari masalah-masalah utama dalam ketenagakerjaan di Indonesia adalah produktivitas tenaga kerja yang rendah. Padahal, untuk mempertahankan pertumbuhan ekspor non-migas, khususnya ekspor industri manufaktur pada waktu-waktu paska krisis ekonomi. Indonesia tidak dapat lagi mengandalkan diri pada sumber-sumber keunggulan komparatif yang tradisional, seperti tenaga kerja yang murah dan kekayaan alam. Indonesia perlu mengembangkan keunggulan komparatif yang dinamis, yakni sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas produktif dan profesional.

Indonesia dengan sumber daya yang melimpah perlu mengembangkan SDM nya dengan saling membantu. Peran kewirausahaan disini sangat memegang andil yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan kewirausahaan atau pelaku usaha merupakan penggerak dari perekonomian masyarakat. Kewirausahaan yang baik tersebut dapat di capai bila kita mampu untuk meningkatkan produktivitas dari SDM yang ada disekitar kita. SDM yang produktif dapat meningkatkan nilai produksi di suatu wilayah sehingga dapat memberi dampak positif yang sangat baik seperti pengembangan dan pembangunan daerah di sekitarnya. Oleh karena itu, kita dapat mengetahui bila kita ingin mengembangkan suatu daerah maka kita terlebih dahulu perlu untuk bersama sama meningkatkan produktivitas dari tenaga kerjanya.

Permasalahan

1.      Apa Definisi Produktivitas Kerja?

2.      Apa Indikator Produktivitas Kerja?

3.      Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja?

Pembahasan

Definisi Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja berasal dari bahasa Inggris, yaitu product: result, outcome berkembang menjadi kata productive, yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the ability make or create, creative. Perkataan itu dipergunakan di dalam bahasa Indonesia menjadi produktivitas yang berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu. Kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya. Dilihat dari segi Psikologi produktivitas menunjukkan tingkah laku sebagai keluaran (output) dari suatu proses berbagai macam komponen kejiwaan yang melatarbelakanginya. Produktivitastidak lain daripada berbicara mengenai tingkah laku manusia atau individu, yaitu tingkahlaku produktivitasnya, lebih khusus lagi di bidang kerja atau organisasi kerja (Sedarmayanti, 2004).

Secara umum produktivitas kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenararnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang (Sinungan 2009). Siagian (2005) mendefinisikan produktivitas kerja sebagai kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal, kalau mungkin maksimal. Sedangkan menurut Komaruddin (1992) pada hakekatnya produktivitas meliputi sikap yang senantiasa mempunyai pandangan bahwa metode kerja hari ini harus lebih baik dari metode kerja kemarin dan hasil yang dapat diraih esok harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini.

Tohardi (Sutrisno, 2009) mengemukakan bahwa produktivitas kerja merupakan sikap mental. Sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Dewan Produktivitas Nasional (dalam Sedarmayanti, 2009) dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai pandangan: “mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini”.

Whitmore (dalam Sedarmayanti, 2009) memadang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Paul Mali (dalam Sedarmayanti, 2009) mengutarakan bahwa produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang atau jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.

Indikator Produktivitas Kerja

Menurut Gilmore & Fromm (dalam Sedarmayanti, 2009) indikator produktivitas kerja adalah :

a. Tindakannya konstruktif. Melakukan tindakan yang bermanfaat dan positif yang akan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

b. Percaya pada diri sendiri. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh seseorang dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya juga.

c. Bertanggung jawab. Memiliki sifat bertanggung jawab yang tinggi, hal ini akan mendorong gairah kerja, semangat kerja dan akan mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

d. Miliki rasa cinta terhadap pekerjaan .

e. Mempunyai pandangan kedepan.

f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah.

g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif).

h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.

 

Selain itu, Indikator produktivitas kerja juga dibahas oleh Sutrisno (2009) yang tertulis sebagai berikut:

1. Kemampuan. Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai. Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja. Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri. Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat tantangannya. Pengembanga diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan.

5. Mutu. Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang pegawai. Jadi menigkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

6. Efisiensi. Pebandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator dari produktivitas kerja yaitu, perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, kondisi fisik tempat kerja, tidakannya konstruktif, percaya pada diri sendiri, bertanggung jawab, memiliki semangat kerja, memiliki kemampuan, miliki rasa cinta terhadap pekerjaan, mempunyai pandangan ke depan, mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) dan memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya. Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan penulis berdasarkan pada teori Siagian (2002), yaitu perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, tugas pekerjaan yang menantang, dan kondisi fisik tempat bekerja, karena di setiap aspek disimbolkan pengukuran yang dapat dijadikan sebagai dasar pembuatan alat ukur untuk mengungkapkan produktivitas kerja karyawan.

 

Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja

Berikut beberapa cara meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja karyawan, Siagiaan (2002), memberikan rumusan faktor-faktor peningkatan produktivitas kerja antara lain: melakukan perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan sumber daya manusia, kondisi tempat bekerja yang menyenangkan, dan umpan balik. Berdasarkan uraian di atas, dimensi dari cara meningkatkan produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

a. Melakukan perbaikan secara terus-menerus

Suatu organisasi dituntut secara terus-menerus untuk melakukan perubahan-perubahan, baik secara internal maupun eksternal. Perubahan internal contohnya adalah perubahan strategi organisasi, perubahan kebijakan tentang produk, perubahan pemanfaatan teknologi dan perubahan dalam praktek-praktek sumber daya manusia sebagai akibat diterbitkannya peundang-undangan oleh pemerintah. Perubahan eksternal, meliputi perubahan yang terjadi dengan lambat atau evolusioner dan bersifat acak, perubahan yang tinggi secara berlahan tetapi berkelompok, perubahan terjadidengan cepat karena dampak tindakan suatu organisasi yang dominan peranannya di masyarakat dan perubahan yang terjadi secara cepat, menyeluruh dan terus-menerus.

b. Peningkatan Mutu Hasil Pekerjaan

Peningkatan mutu hasil pekerjaan dilakukan oleh semua komponen dalam organisasi. Bagi manajemen, misalnya, perumusan startegi, penentuan kebijakan, dan proses pengambilan keputusan. Pada kegiatan organisasi yaitu mutu laporan, mutu dokumen, mutu penyelenggaraan rapat, dan lain-lain.

c. Pemberdayaan sumber daya manusia

Memberdayakan sumber daya manusia mengandung kiat untuk : 1) Mengakui harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang mulia, mempunyai harga diri, daya nalar, memiliki kebebasan memilih, akal, perasaan, dan berbagai kebutuhan yang beraneka ragam; 2) manusia mempunyai hak-hak yang asasi dan tidak ada manusia lain (termasuk manajemen) yang dibenarkan melangggar hak tersebut. Hak-hak tersebut yaitu hak menyatakan pendapat, hak berserikat, hak memperoleh pekerjaan yanag layak, hak memperoleh imbalan yang wajar dan hak mendapat perlindungan; 3) penerapan gaya manajemen yang partisipatif melalui proses berdemokrasi dalam kehidupan berorganisasi. Dalam hal ini pimpinan mengikutsertakan para anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan.

d. Kondisi tempat bekerja yang menyenangkan

Kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas kerja, antara lalin ventilasi yang baik, lingkungan kerja yang bersih dan lingkungan kerja yang bebas dari polusi udara.

e. Umpan balik

Pelaksanaan tugas dan karier karyawan tidak dapat dipisahkan dari penciptaan penciptaan, pemeliharaan, dan penerapan sistem umpan balik yang objektif, rasional, baku, dan validitas yang tinggi. Objektif dalam arti didasarkan pada norma-norma yang telah disepakati bukan atas dasar emosi, senang atau tidak senang pada seseorang. Rasional dalam arti dapat diterima oleh akal sehat. Jika seseorang harus dikenakan sanksi disiplin, status berat-ringannya disesuaikan dengan jenis pelanggarannya.

Kesimpulan

Secara umum produktivitas kerja diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan maksud yang sebenararnya. Produktivitas kerja memiliki beberapa indikator di dalamnya seperti, percaya diri, bertanggung jawab, ingin berkembang, dan juga efisiensi. Selain itu, cara meningkatkan produktivitas kerja dan kinerja karyawan, antara lain adalah dengan melakukan perbaikan terus menerus, peningkatan mutu hasil pekerjaan, pemberdayaan sumber daya manusia, kondisi tempat bekerja yang menyenangkan, dan umpan balik. Dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam kewirausahaan. Hal tersebut penting karena dengan meningkatnya produktivitas kerja, maka akan memberi dampak baik seperti produksi yang semakin meningkat dan juga berkembangnya angka kesempatan hidup pada kawasan daerah tersebut.

Daftar pustaka

Ø  Sinungan, Muchdarsyah, 2005, Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, Bumi Aksara

Ø  https://glints.com/id/lowongan/meningkatkan-produktivitas-kerja/

Ø  https://www.gramedia.com/best-seller/produktif/

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar