Mei 13, 2023

Pengusaha Muda yang Berani Memulai Bisnis Sejak Duduk Dibangku Kuliah

Oleh : Astiraisa Nabila

GROWBOX


        Annisa Wibi Ismarlanti (lulusan jurusan Ekonomi, Universitas Padjadjaran 2012) dan tiga rekannya dari jurusan Arsitektur ITB 2012, yakni Ronaldiaz Hartantyo, Adi Reza Nugroho dan Robbi Zidna Ilman, berbagi kisah mereka membangun Growbox.
        Anda tahu bahwa Indonesia adalah negara agraris, tapi mengapa kita mengimpor begitu banyak makanan, mungkin karena orang-orang saat ini tidak peduli dari mana makanan mereka berasal. Kami melakukan riset, membuat prototipe, dan membuat situs web. Growbox ingin mengubah gaya hidup dengan mendorong orang-orang untuk menanam makanan mereka sendiri, mengedukasi mereka tentang dari mana makanan mereka berasal dan melibatkan orang-orang yang biasanya konsumtif dalam proses pembuatannya.
        Pada saat itu, kami patungan 500.000 per orang, tetapi kebetulan kami diundang ke sebuah acara di Singapura ketika ingin membuat prototipe, jadi kami hanya membawa 20 growbox. Kemudian orang-orang menyukainya karena mereka ingin berkebun, tapi tidak perlu melakukan sesuatu yang sulit, cukup disemprot saja.
        Media tanam growbox dibuat dari serbuk kayu daur ulang, diolah menjadi serutan kayu yang lebih bernilai, dicampur dengan sekam padi, dicampur dengan kapur dan diberi bibit jamur. Jadi setelah disayat, dirawat, dan disemprot sehari 2-3 kali nanti waktu tumbuhnya sekitar 2-4 minggu.
        Jadi saat ini kami sedang mendesain kotak yang bisa hand carry ukurannya 15 x 15. Misalnya, jika ada perusahaan yang ingin mengganti desain sablonnya, atau memiliki logo perusahaan, kami bisa terus bekerja sama dengan mereka. Pasar souvenir juga meningkat sekarang, jadi kami juga membuat produk yang lebih kecil untuk souvenir pernikahan. Sekarang kita tokonya ada di Bandung sama di Jakarta, di Bandung kita ada di Siete Cafe sama di Origin House and Kitchen. Kalau di Jakarta kita ada di semua store-nya the Goods Dept Store. Di luar Bandung dan Jakarta, kami mengirimkan produk yang dibeli secara online melalui situs web kami.
        Jamur tiram warna kuning memiliki sifat anti-hiperglikemik dan baik untuk penderita diabetes karena kemampuannya menurunkan kadar glukosa darah. Jamur tiram biru memiliki glukosamin membantu mengatasi osteoartritis dan direkomendasikan untuk orang yang khawatir tentang nyeri sendi dan ingin meningkatkan kekebalan antibodi. Jamur tiram warna pink kaya akan antioksidan, sehingga memiliki sifat anti-kanker dan anti- tumor. Jamur tiram warna putih dapat mengurangi anemia dan tergolong salah satu dari tujuh makanan super di dunia, istilahnya jamur tiram putih, kalau di Indonesia ada empat sehat lima sempurna, itu salah satunya. Manfaat yang diatas telah dilakukan hasil riset berdasarkan jurnal dan memang tujuan kami juga ingin mengedukasi masyarakat.

CUEVA 

        Abdullah Fikri Ismanto, 19 tahun, masih menempuh pendidikan di Fakultas Manajemen, Institut Teknologi Bandung, dia adalah produsen CUEVA, yang memiliki sembilan orang pendiri. Nama perusahaannya adalah EARTH COMPANY.
        Awalnya kami ingin membuat sebuah produk yang bisa menggantikan cara kita mendengarkan musik. Kami bersembilan ini satu kampus yaitu di sekolah bisnis manajemen atau SBM. Kami bertukar pikiran tentang produk seperti apa yang inovatif, berteknologi, dan dapat diterima oleh masyarakat, dan kami menemukan ide untuk membuat speaker pasif. Ide dari salah satu kakak teman kami namanya mas ecky, terus juga awalnya project ini memang dari tugas mata kuliah kami yaitu IBE (Integrative Business Experience).
        Kayu itu sendiri tidak diwarnai seperti itu, karena ada dua jenis kayu, yang aslinya berwarna lebih gelap dan lebih terang. Kayu yang berwarna lebih terang adalah kayu Sungkai dari Sumatera, sedangkan yang berwarna lebih gelap adalah kayu Sonokeling dari Jawa Tengah. Malahan, yang penting dalam desain itu sendiri adalah bahwa sistem itu unik, sehingga bentuk parabola dapat mengaplikasikan suara. Dengan demikian, alat ini tidak menggunakan listrik, tidak memiliki elektronik di belakangnya dan menggabungkan sistem resonansi suara.
        Harga cueva sebesar Rp 780.000 dengan harga segitu Cueva paling cocok untuk di kamar, yang berarti dibagi menjadi beberapa jenis, seperti pelajar, orang yang sering bekerja di kamar, atau orang yang bekerja di kantor yang memiliki desktop. Jika ada yang tertarik untuk membeli alat ini bisa beli di official website dan ada beberapa offline Store di Bandung dan Jakarta.
        Dari awal kita pemilihan material sendiri karena kita setuju menggunakan kayu, kita juga harus berpikir bagaimana caranya kita bertanggung jawab pada alam akhirnya kita membuat sebuah program namanya one cueva one tree artinya jadi setiap pembelian satu buah cueva kita akan kalkulasikan itu menjadi penanaman satu buah pohon.

 
 

AKSESORIS


        Amalia Thessen ( lulusan jurusan desain dan komunikasi visual, Universitas Trisakti ) dan telah berkecimpung di dunia bisnis sejak semester enam, menjalankan bisnis aksesoris. Bagi saya bisa dibilang sangat berat membagi waktu antara kuliah sambil bisnis karena memang pertanggungjawaban. Jadi bagaimana caranya nilai tetap baik tapi dapat uang itu kepuasan tersendiri dan boleh dibilang memang tidur pun pasti jadi sedikit sekali.
        Awalnya, karena mahasiswa desain sangat suka memakai barang-barang unik yang tidak ada di pasaran, tetapi dengan tugas yang menumpuk dan waktu yang terbatas untuk berjalan-jalan, saat itulah ia akhirnya mulai membuat barang-barang seperti PIN dengan gambar yang disebarkan dari nol, dan responnya sangat bagus sehingga ia akhirnya mulai membuat sepatu lukis, baju lukis, tas lukis, dan lain-lain, lalu mengembangkannya di kampus, dan kemudian saya memutuskan bahwa saya ingin melakukan bisnis ini untuk orang tua saya, ibunya. Ketika situasi keuangannya mulai goyah dan ibunya berusia lebih dari 50 tahun, dia memutuskan untuk melihat apa yang bisa dia lakukan untuk dirinya sendiri terlebih dahulu dan menggunakan sisa uangnya untuk mendanai tugas akhirnya.
Produk yang saya bikin pertama yaitu gelang dan kalung, waktu itu harganya 3000 sampai Rp35.000. Modal yang saya pakai dari uang jajan yang dikumpulkan. Dari 2006-2009 kita fokus di aksesoris tapi setelah 2009 mulai bergerak ke baju ada baju kaos macam-macam. Gelang dapat digunakan hingga dua tahun untuk satu produk, setelah itu tidak dapat dibuat lagi, sehingga memberikan tampilan yang lebih eksklusif.
        Mereka masih seperti kaset kosong, dari awalnya banget mereka harus jadi tulang punggung merasakan bekerja itu seperti apa dan berjuang itu seperti apa. Jadi memang aku memilih dari lulusan SMP dan yang tidak melanjutkan kuliah, bahkan teman-teman yang putus sekolah itu justru yang direkrut.

BATIK


        Dea Valencia merupakan seorang pengusaha asal Semarang yang sukses membangun bisnis bernama Batik Kultur. Entrepreneur muda yang satu ini merupakan alumni Sistem Informasi angkatan 2009 Universitas Multimedia Nusantara. Bagi saya bisa dibilang sangat berat membagi waktu antara kuliah sambil bisnis karena dulu saya kuliah di Tangerang sementara saat itu pegawai saya semuanya ada di Semarang, saat itu saya serabutan semuanya dikerjai mulai dari public relationship, customer service, fotografer sampai jadi modelnya sendiri.
        Saya mulai menjual kain, bukan pakaian, pada tahun 2011, ketika saya masih kuliah di Tangerang, ibu saya kebetulan mengoleksi batik Rawasan dan meminta saya untuk membantunya menjual banyak koleksinya, tetapi saya masih ragu untuk menjualnya ke mana. Dari situ, saya mulai belajar batik daerah mana yang bagus, batik ini dibuat tahun berapa, langkahnya begini, dan sebagainya. Dari situ, saya mulai memanfaatkan kain damar yang kondisinya tidak sempurna atau cacat, dan saya mulai mengkombinasikannya dengan bahan lain.
        Bisnis yang saya rintis memang berbeda dengan jurusan saya, namun sistem tidak bisa berdiri sendiri, perlu diterapkan pada bisnis atau usaha. Saya menjual produk saya melalui online, jadi saya membutuhkan sistem untuk itu, karena dari awal saya membuat semuanya mulai dari kain putih hingga pakaian. Kami memproduksi produk kami sendiri dengan mitra dan pengrajin kami, jadi saat ini kami memiliki hampir 1.000 produksi pertama setiap bulannya, jadi kami juga membutuhkan sistem untuk siklus produksi yang memperjelas siapa saja yang telah memesan produk ini, dan itu sangat membantu dalam menerapkan sistem ini.
        Banyak produsen dan pengusaha pakaian batik yang mengetahui banyak hal tentang kain batik, namun tidak banyak yang tahu tentang mode, dan banyak anak muda yang memiliki pengetahuan tentang mode namun tidak tahu tentang batik itu sendiri. Banyak masyarakat yang lebih menyukai pakaian batik dengan desain modern dan kualitas batik yang baik, jadi saya menggabungkan pengetahuan saya tentang batik dengan model yang lebih modern untuk menciptakan Batik Kultur Valencia.
        Dari dulu hingga sekarang, harga yang dibanderol sebenarnya hampir sama, berkisar antara Rp 225.000 hingga Rp 1.400.000. Harga yang terjangkau untuk kualitas yang didapatkan. Saat ini, pemesanan dilakukan dalam bentuk PO dan pre-order biasanya satu hingga tiga bulan, dan kemudian melalui media online Facebook.
        Beberapa dari tim kami adalah lulusan LP ATR (Lembaga Pendidikan Anak Tuna Rungu dan Tuna Grahita), di mana mereka telah dididik sejak usia empat tahun di sebuah asrama di kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Baru-baru ini kami bekerjasama dengan RC atau rehabilitation center dari Solo di Jebres, kami mengajak wanita-wanita spesial yang mungkin beberapa bagian tubuhnya tidak sempurna misalnya tidak ada tangan atau tidak ada kaki untuk bekerja dalam tim kami. Saat ini saya memiliki 45 karyawan, 8 orang spesial, dan yang ingin saya lakukan di perusahaan saya di masa depan adalah mengalokasikan 15-20% tenaga kerja, berapapun jumlah karyawannya, untuk mengeluarkan kemampuan orang-orang spesial tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar