Januari 31, 2024

kepemimpinan yang membentuk arah dan budaya

 

 

Abstrak: Artikel ini menggali dalam dunia strategi bisnis, dengan fokus pada peran kunci kepemimpinan dalam membentuk arah dan budaya organisasi. Menyoroti praktik-praktik kepemimpinan yang efektif, penelitian ini membahas bagaimana pemimpin yang visioner dapat menjadi katalisator untuk kesuksesan strategis perusahaan dan menciptakan lingkungan kerja yang dinamis serta berinovasi.

 

Kata kunci/ fokus amatan: kepemimpinan, budaya, kesuksesan, strategi perusahaan 

 

Pendahuluan

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan adalah melalui laporan keuangan (Brigita dan Adiwibowo, 2017). Menurut Astari dan Suryana (2017) laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya dalam proses pengambilan keputusan untuk itu laporan keuangan harus disajikan dengan tepat dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Tujuan laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah menyediakan informasi yang mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan yang dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan serta sebagai pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

 

Isi

Landasan Teori

 

Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan agency theory sebagai hubungan keagenan sebagai kontrak dimana satu atau lebih (pemilik) melibatkan orang lain (agen) untuk melakukan pekerjaan atas nama pemilik melalui pendelegasian wewenang oleh pemilik kepada agen. Dalam teori ini menjelaskan adanya konflik kepentingan yang terjadi antara agen (manajer) dengan principal (pemilik). Konflik ini terjadi karena pemilik tidak dapat selalu memonitor setiap aktivitas agen atau manajer sehari-hari dalam menjalankan operasional bisnis perusahaan untuk memastikan bahwa agen atau manajer bekerja sesuai dengan keinginan pemilik. Agen atau manajer sebagai pengelola perusahaan mempunyai posisi yang memiliki informasi lebih daripada pemilik atau principal. Kesenjangan informasi antara agen dengan pemilik perusahaan menjadikan manajemen mempunyai kesempatan untuk memaksimalkan kepentingan

mereka dengan melakukan manajemen laba (Fauziah, 2014 dalam Wardani dan Isbela, 2017).

 

Manajemen Laba

Scott (1997) manajemen laba merupakan pengelolaan laba oleh manajemen dengan cara memilih kebijakan akuntansi yang sesuai dari standar akuntansi yang ada bertujuan untuk memaksimumkan kepentingannya atau niali perusahaan. Daud, et al (2020) manajemen laba merupakan penyalahgunaan keputusan tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan keuangan sebagai dasar penilaian kinerja perusahaan. Healy dan Wahlen (1999) dalam Kawedar (2005) manajemen laba terjadi ketika menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan membentuk transaksi yang dapat mengubah laporan keuangan dengan tujuan memanipulasi besaran laba yang dilaporkan kepada stakeholders mengenai kinerja konomi perusahaan.

 

 

Pembahasan 

 

Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Robbins (1999) dalam Suryana, Haerani dan Taba ialah sebagai kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok kearah tercapainya tujuan. Hasibuan (2005) menyatakan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Santoso (2013) kepemimpinan (leadership) sebagai kemampuan sescorang untuk mempengaruhi suatu kelompok dengan maksud untuk mencapai sebuah visi atau serangkaian tujuan yang ditetapkan.

 

 

Budaya 

Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat sistem nilai - nilai (values), keyakinan-keyakinan, asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah- masalah organisasi (Darodjat, 2015: 236). Priansa dan Garnida (2013: 77) berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan sistem nilai yang dikembangkan dan berlaku dalam suatu organisasi, yang menjadikan ciri khas sebagai sebuah organisasi. Sebagai sarana untuk mempersatukan kegiatan para anggota organisasi, budaya organisasi memiliki karakteristik sebagai berikut inisiatif individual, toleransi terhadap tindakan resiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi, dan pola komunikasi (Tika,2006:10).

 

Kesuksesan 

Kesuksesan usaha menurut Jabeen (2014) adalah keberhasilan usaha yang ditunjukkan dari cash flow, omzet, profitabilitas dan aset. Aliyu (2015) menambahkan bahwa kesuksesan usaha ditunjukkan dengan adanya peningkatan pelanggan dan jumlah karyawan. Adeoye (2012) menjelaskan bahwa lingkungan demografi, budaya dan gaya hidup juga merupakan dimensi lingkungan bisnis yang sangat mempengaruhi kesuksesan suatu bisnis.

 

Strategi Bisnis 

Griffin (2000) dalam buku Sule dan Saefullah (2005) mendefenisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Tidak hanya mencapai tujuan organisasi, tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan organisasi. Menurut Paylosa (2014) strategi bisnis merupakan perencanaan terintegrasi dengan mempertimbangkan aspek strategik dalam perusahaan.

Daud, et al (2020) penerapan strategi bisnis menjadi tugas penting bagi manajerial dalam mencapai kesuksesan organisasi. Dalam menerapkan strategi perusahaan manajerial harus melakukan penilaian secara efektif dan efisien dalam mengembangkan kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam mencapai pencapaian dan sasaran perusahaan. Hal ini dikarenakan pemilihan strategi yang tepat akan menciptakan kinerja yang unggul bagi perusahaan (1980) dalam Puspita (2018).

 

Kesimpulan 

Artikel ini menyoroti peran kunci kepemimpinan dalam konteks strategi bisnis, menekankan bahwa kesuksesan sebuah organisasi tidak hanya ditentukan oleh kebijakan strategis yang tepat, tetapi juga oleh kualitas kepemimpinan yang memimpin implementasinya. Kepemimpinan yang visioner mampu merancang visi yang menginspirasi dan mengarahkan seluruh organisasi menuju tujuan bersama.

Selain itu, penting untuk diakui bahwa kepemimpinan tidak hanya berfokus pada pencapaian tujuan finansial, tetapi juga pada pembentukan budaya organisasi yang mendukung inovasi, kreativitas, dan adaptabilitas. Budaya yang kuat dan positif menciptakan lingkungan kerja yang memotivasi karyawan, meningkatkan kinerja, dan memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

 

Strategi bisnis yang berhasil adalah hasil kolaborasi antara pemimpin yang mampu membimbing, menginspirasi, dan memotivasi timnya, serta budaya organisasi yang memfasilitasi pertumbuhan dan inovasi. Oleh karena itu, organisasi yang mengintegrasikan efektifitas kepemimpinan, strategi bisnis yang matang, dan budaya yang mendukung, memiliki fondasi yang kokoh untuk mencapai pencapaian strategis jangka panjang dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka 

Priansa, D Juni dan Garnida Agus. 2013. Manajemen Perkantoran Efektif, Efisien dan

Professional. Bandung: Alfabeta.

 

Sule, T.E dan Kurniawan Saefullah. 2005. Pengantar Manajemen Edisi Pertama. Jakarta: Prenamedia

Group

Darodjat, Achmad Tubagus. (2015) . Konsep - Konsep Dasar Manajemen Personalia.

Bandung: Anggota Ikapi.

 

Adeoye, A. O. 2012. Impact of External Business Environment on Organizational Performance on Food and Beverage Industry in Nigeria. British Journal of Arts and Social Sciences

Tidak ada komentar:

Posting Komentar